Bab 12
Bimo mengusap luka cakar di wajahnya. Di bawah pengaruh alkohol, dia tidak merasakan sakit, malah dia semakin gila. Dia menyerang Gracia lagi, ingin melakukannya di tempat itu juga.
Gracia berjuang dengan putus asa melawan Bimo, air mata mengalir di wajahnya.
"Tolong jangan, Tuan Muda Bimo, kumohon. Hormati sedikit harga diriku. Jangan paksa aku, kumohon."
Setelah mendorong Bimo, Gracia bersembunyi di sudut. Rambutnya acak-acakan. Dia memeluk kakinya, meringkuk sambil menangis tersedu-sedu.
Wajah Bimo sudah penuh dengan goresan berdarah. Matanya merah padam dipenuhi kemarahan.
"Aku tunanganmu! Aku nggak bisa menyentuhmu, tapi kamu malah tidur dengan laki-laki lain? Berani-beraninya kamu menghianatiku. Kamu ingin mati? Kamu ingin seluruh keluargamu mati?!"
Bimo melangkah maju, menarik rambut Gracia dengan keras hingga wanita itu gemetar kesakitan, kulit kepalanya hampir robek.
"Katakan padaku, siapa orang itu? Jangan coba-coba membohongiku. Kalau aku tahu kebenarannya nanti, aku potong

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link