Bab 143
"Kamu bisa memikirkan pakai cara ini saja sudah lumayan. Di dunia ini nggak ada hal yang bisa langsung berhasil sekali coba. Tinggalkan gambar yang kamu buat, lalu pikirkan baik-baik sendiri."
Dion mengambil lagi gambar-gambar yang kubuat. Aku heran dan bertanya, "Kamu mau gambarku untuk apa? Kalau butuh lukisan, aku bisa buatkan yang lengkap. Tapi ini semua hanya coretan, banyak tanda yang nggak ada hubungannya. Kamu ambil juga nggak ada gunanya."
"Buat kusimpan sebagai aibmu."
"?"
Aku menatap Dion dengan bingung. Dion tiba-tiba tertawa, "Tenang saja, aku belum semiskin itu sampai harus menjual gambarmu. Aku hanya mau menelitinya."
"Oh."
Aku melangkah pergi sambil terus menoleh ke belakang. Saat menoleh, aku melihat Dion menunduk sambil menatap sketsa di tangannya. Matanya tertutup bayangan, tidak kelihatan emosi apa yang tersembunyi di dalamnya.
Keesokan harinya di kantor, saat jam makan siang, tiba-tiba ada yang bilang kalau di luar ada orang menungguku.
"Siapa?"
Aku bertanya heran.

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link