Bab 170
Pelayan membawaku ke ruang tamu, lalu naik ke lantai atas untuk memanggil Pak Petrus dan Bu Sarah. Aku duduk di sofa, memandangi perabotan di sekeliling, tidak ada satu pun yang sesuai seleraku. Lukisan besar itu masih tergantung di sana, sekali pandang saja sudah membuat hati tidak nyaman. Aku hanya melirik sekilas lalu segera mengalihkan pandangan.
Tak lama kemudian, Pak Petrus dan Bu Sarah turun bersama dari lantai atas. Saat melihatku, keduanya sempat tertegun sejenak. Pak Petrus cepat memulihkan suasana hatinya, berjalan ke sisi lain lalu duduk.
"Nona Kirana, kamu datang mencariku ada urusan?"
Ekspresi Bu Sarah tampak kurang senang, duduk di sisi Pak Petrus sambil menatapku dengan waspada.
Aku menyuruh pelayan menaruh hadiah di depan mereka berdua. Pak Petrus memandang hadiah itu dengan bingung, lalu kembali menatapku.
"Apa maksudmu ini?"
"Paman Petrus, Anda masih ingat kejadian kemarin di pameran lukisan, 'kan?"
Aku menyebut hal itu, wajah Pak Petrus segera mengeras, lalu mengang

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link