Bab 195
Ketika orang di luar hendak pergi, Dion tiba-tiba menghentikannya.
"Karena ada yang terluka, lapor polisi saja."
"Lapor polisi?"
Satpam itu termangu sejenak, lalu berujar, "Pak Dion, kurasa masalah ini ...."
"Lakukan seperti yang kukatakan. Aku akan koordinasikan dengan panitia acara."
"Baik."
Setelah orang itu pergi, Dion menutup pintu dan kembali menghadapku. Air di depanku sudah habis diminum, tetapi perasaan gerah dalam hatiku tak kunjung reda. Seolah-olah semua organ dalamku terbakar dan mendambakan sesuatu yang bisa menenangkannya.
Panas sekali.
Aku menatap Dion dengan wajah memelas, lalu menggenggam tangannya yang tergantung di samping badan.
"Dion, aku ...."
Seketika itu, sebelum omonganku selesai, aku sudah merasakan kesejukan dari tangan Dion, seolah-olah itulah yang kuidamkan selama ini. Tanpa sadar aku mendekat dan menggosokkan pipiku padanya.
Tangan Dion kaku sejenak. Kemudian, Dion memutar pergelangan tangannya dan memegang daguku.
Aku tidak peduli dan terus mendekat. Aku

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link