Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 3

Aku takut kalau aku menolak dia, dia akan marah, dan begitu dia marah, pekerjaan yang menghasilkan uang cepat ini pasti lenyap. Lagi pula, ini juga ciuman pertamaku. Saat aku menutup mata, pasrah seperti menuju eksekusi, tiba-tiba dia menaruh tangannya di bahuku. Tubuhku terdorong ringan hingga menempel pada dadanya. Embusan napasnya yang hangat menyapu telingaku. "Kalau begitu ... mohon bantuannya Bu Guru." Bu Guru? Jangan-jangan dia mengenalku? Kepalaku langsung berdengung keras, pikiranku kacau sampai-sampai suaraku ikut gemetar. "Ke ... kenapa memanggilku bu guru?" "Bukankah pakaian yang kamu kenakan hari ini adalah kostum guru?" Dia tertawa pelan. Aku tidak tahu apakah dia sengaja atau tidak, tapi ujung jarinya menyusuri kulitku dari leher sampai ke pinggang. Tubuhku langsung gemetar, dan tanpa sadar aku mengeluarkan suara desahan lembut. Belum sempat aku kembali tenang, aku merasakan bibirnya yang hangat menyapu lembut daun telingaku, seperti sengaja menggodaku. Sensasi aneh yang belum pernah kurasakan sebelumnya langsung menyambar seluruh tubuhku, membuat kakiku terasa lemas. Tubuhku mendadak panas. Aku buru-buru menoleh untuk menghindar dan menarik napas dalam-dalam. "Ehm ... Profesor Devan, aku ... aku bantu kamu berdiri dulu." Aku tidak tahu apakah dia sengaja atau karena kemeja yang kupakai memang ketat dan pendek, tapi begitu aku membantunya berdiri, tangan yang dia letakkan di pinggangku langsung menyelinap masuk ke dalam bajuku. Telapak tangannya yang agak kasar mengusap-usap pinggangku, membuatku merasa geli sekaligus lemas. Aku bahkan belum sempat berpikir lebih jauh ketika orang-orang di sekitar kami mulai menggoda dengan suara riuh. "Profesor Devan, malam masih panjang. Kok sudah nggak sabaran begitu?" "Hahaha, kamu ngomong apa sih. Profesor Devan itu orangnya berpendidikan. Kalau pun tertarik, dia nggak akan melakukannya di sini juga!" "Sudah jangan meledek Profesor Devan terus. Aku malah takut dia yang mabuk duluan malam ini. Seganteng gini, kalau sampai keburu mabuk berat, bisa-bisa dimanfaatkan orang lain!" Mereka satu per satu melontarkan candaan, dan aku hanya ingin segera membawa dia pergi dari sana. Sesampainya di toilet, aku menunggu di luar. Baru sebentar menunggu, aku melihat salah satu pria dari ruang VIP kami berjalan terpincang‐pincang ke arahku. Tatapannya terus menempel padaku, membuatku punya firasat buruk. Melihat dia makin dekat, aku segera memperingatkan dengan suara sedikit lebih keras, "Kalau mau ke toilet, silakan ke toilet luar saja, Profesor Devan sedang ... " "Ah! Apa yang kamu ... " Sebelum sempat aku menyelesaikan kalimatku, pria itu langsung menerkam ke arahku. "Kalau Devan nggak mau menyentuh barang sebagus ini, biar aku saja!" Sambil berkata begitu, dia langsung mencengkeram kedua tanganku, mengangkatnya tinggi-tinggi di atas kepala dan menekannya ke dinding. Aku berteriak ketakutan, tapi laki-laki mesum itu tiba-tiba menundukkan kepala dan menutup mulutku dengan mulutnya. Bau busuk dari tubuhnya langsung memenuhi rongga mulutku, membuat perutku terasa mual dan ingin muntah. Tubuhnya besar dan berat. Dia menekanku kuat-kuat hingga aku sama sekali tidak bisa bergerak. Rasa sakit membuat air mataku langsung mengalir, dan dari mulutku hanya keluar suara rintihan minta tolong. Aku menatap pintu toilet yang tertutup rapat, berharap Devan bisa cepat keluar dan menyelamatkanku. Meski aku sendiri tidak yakin apakah dia benar-benar akan menolongku kalau dia keluar dan melihat ini semua ... tapi saat ini, dia adalah satu-satunya harapanku. "Wah! Badanmu benar-benar luar biasa!" Mulutku terasa perih karena dia menggigitku. Dua kancing kemeja di dadaku pun ikut terlepas karena tarikan kasar itu. Seluruh bagian dadaku kini terbuka dan terpapar di udara. Melihat pemandangan ini, pria itu langsung kehilangan akal sehat. Tanpa memberi kesempatan, dia mengangkat tubuhku dan memanggulku begitu saja, lalu membawa aku menuju ruang kecil di dalam. Saat itu aku benar-benar panik. Aku berteriak keras-keras, "Lepaskan aku! Aku cuma pemandu minum! Kamu nggak boleh melakukan hal seperti itu padaku!" "A ... aku ini dipesan oleh Profesor Devan! Kamu nggak boleh membawa aku pergi!" "Profesor Devan ... cepat keluar ... tolong aku ... tolong!"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.