Bab 11
Tama berkata dengan yakin, "Aku janji nggak akan pernah mengkhianatimu. Ke mana pun kamu menatap, aku pun ingin berada di sana. Aku akan menghabiskan seluruh sisa hidupku untuk membuktikan kesetiaanku padamu."
Dia lalu memeluk Nabila dan menciumnya penuh gairah.
Orang-orang bersorak. Tama tenggelam dalam kebahagiaan yang tiada tara.
Saat hendak mengatakan sesuatu lagi, orang-orang di kerumunan tiba-tiba membeku. Mereka kemudian menghilang satu per satu.
Tama panik, dia berusaha meraih Nabila agar tidak ikut menghilang. Sayangnya, jemarinya malah menembus tubuh Nabila. Saat mendongak lagi, malah sudah tidak ada siapa-siapa di sekitar Tama.
"Nabila, kamu di mana ... jangan tinggalkan aku."
Sementara itu, di dunia nyata. Sekretaris Tama menatap monitor deteksi tanda kehidupan dengan ekspresi tenang. "Dokter, katamu dia cuma pingsan karena serangan jantung akibat stres, 'kan? Tapi kenapa belum siuman sampai sekarang? Apa ada masalah?"
Dokter kembali memeriksa Tama untuk memastikan. Dia lal

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link