Bab 10
Tama nyaris tidak tidur semalaman. Dia mencoba menyatukan kembali cincin yang rusak itu dengan berbagai cara. Tapi dia tetap gagal mengembalikannya seperti semula.
Dia terbangun dari mimpinya saat cincin itu patah jadi dua. Dia jatuh terduduk di lantai, darah seolah mengalir dari kedua matanya yang sudah memerah.
"Kenapa nggak bisa kembali seperti semula?" Tama bergumam sedih. Dia memegangi kepalanya penuh tanya. Pernikahannya dengan Nabila benar-benar sudah hancur.
"Kriet." Suara pintu terbuka dari luar pun terdengar.
Tama refleks bangun dan berteriak penuh harap, "Nabila, kamu sudah pulang? Kamu sudah memaafkanku, 'kan?"
Namun, begitu melihat siapa yang datang, harapannya seketika pupus. Dia jadi mati rasa.
Melihat kondisinya sekarang, sekretaris Tama terdiam sejenak. Dia lalu menyerahkan satu set pakaian hitam untuk pemakaman.
"Pak Tama, semuanya sudah diurus. Kerabat juga sudah menunggu Bapak di rumah untuk memulai proses pemakaman. Turut berduka cita, Pak Tama ... "
Tama menghela

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link