Bab 17
Sebagai orang asing, Nabila merasa kasihan pada Tomy. Tapi sebagai orang yang pernah menyelamatkan pria itu, dia benar-benar berharap agar Tomy bukan malah terobsesi dengannya.
"Tomy, hidup itu jangan bergantung pada satu orang saja. Maksudku, kamu jangan terpaku padaku saja. Kenapa kamu nggak mencoba merasakan yang lain?"
Nabila mengusap lembut air mata pria itu dengan jarinya. Sorot matanya menatap lembut Tomy.
Tomy memejamkan mata, ingin menikmati momen ini. Padahal Nabila hanya menyeka air matanya, tapi dia benar-benar bahagia.
Suasana hangat ini terganggu saat suara ketukan pintu tiba-tiba memecah keheningan di antara mereka.
Begitu melihat siapa yang datang, ekspresi lembut di wajah Tomy seketika sirna. Dia kini memasang ekspresi dingin dan tidak suka. "Siapa yang mengizinkanmu masuk? Kamu sudah berani mengabaikan semua peraturan yang kubuat?"
Pria berbaju seperti tentara bayaran itu lumayan gemetar mendengarnya. Dia menunduk dan tidak berani menatap langsung mata Tomy.
"Ada seke

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link