Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 11

"Kamu sudah menghabiskan banyak kekuatan mental hari ini. Kamu harus istirahat beberapa hari setelah pulang nanti." "Nanti aku sekalian pulang ke rumahku dan mengambilkan Amber Bintang yang dapat memulihkan kekuatan mental untukmu. Kamu akan merasa lebih baik." Yoga menonaktifkan layar mikrocip seraya berbicara dengan Felina. "Raymond seharusnya juga punya banyak Amber Bintang. Jangan sungkan-sungkan, kamu bisa langsung minta padanya. Sebagai walimu, kami akan berusaha memenuhi semua permintaanmu." Telinga Yoga mulai panas, entah apa yang sedang dia pikirkan. "Oke. Sudah selesai makan, ayo kita pulang." Felina beranjak dari kursinya dan tidak memperhatikan kejanggalan Yoga. Sekarang Felina memang butuh beristirahat. Setelah pulang, Felina juga perlu menerima paket hadiah naik level di dalam kamarnya. Felina sangat penasaran terhadap isi paket hadiah kali ini. Semua barang yang diberikan oleh sistem pastinya bagus dan berkualitas tinggi! Suasana hati Felina menjadi ria karena memikirkan hal itu. Dia pun berjalan keluar dengan girang. Yoga mengikuti Felina dari belakang. Yoga juga bergembira ketika melihat Felina tersenyum girang. Dia mengira Felina girang karena perubahan opini publik di internet. Felina mengikuti Yoga ke rumahnya yang dilengkapi dengan dua kamar. Yoga mengambil sejumlah Amber Bintang dan suplemen nutrisi, serta pakaian ganti dan barang kebutuhan sehari-hari. Oleh karena harus merawat Felina, Yoga berencana pindah ke vila Raymond dan menetap di sana. Lagi pula, Yoga relatif santai ketika tidak perlu bepergian untuk melawan Klan Serangga. Yoga biasanya pergi ke lapangan latihan di Balai Kejora untuk latihan, tetapi sekarang dia perlu merawat betina, maka dia hanya bisa latihan di vila Raymond. "Yoga, bagaimana cara menggunakan Amber Bintang ini?" Felina duduk di kursi depan mobil dengan sebuah Amber Bintang warna ungu di tangannya. Felina merasa itu kurang lebih seperti berlian, tetapi Yoga mengatakan itu berfungsi untuk memulihkan kekuatan mental. Jadi, itu sepertinya mengandung semacam zat energi. "Pecahkan dan serap energi di dalamnya." Yoga menoleh pada Felina sekilas, lalu segera mengarahkan tatapannya ke jalanan di depan. Felina mencoba untuk menggenggamnya. Tak disangka, Amber Bintang itu langsung pecah! Segumpal kabut putih langsung memasuki tubuh Felina. Lalu, timbul sensasi dingin yang familier di jantung Felina. Jadi, akan timbul sensasi panas ketika menyerap dan memurnikan Racun Serangga dan timbul sensasi dingin ketika menyerap kekuatan mental. Tidak heran jantungnya terasa dingin sekaligus panas ketika dua bola cahaya itu masuk ke tubuhnya kemarin. Felina merasa dirinya akan mati jika bukan karena ada sistem. "Bagaimana? Apakah kekuatan mentalmu sudah terisi? Kamu seharusnya merasa lebih baik dari sebelumnya." Yoga terkekeh. "Amber Bintang ungu adalah yang terbaik." "Ada Amber Bintang warna lain?" tanya Felina dengan penuh minat sambil menyibak rambutnya. "Ya. Selain warna ungu, ada warna hijau dan kuning. Tapi energi yang terkandung dalam Amber Bintang warna hijau dan kuning nggak sebanyak warna ungu." Yoga mengangguk dan memutar kemudi dengan natural. "Apakah Amber Bintang warna ungu banyak?" Felina melihat serpihan warna ungu di tangannya, lalu menoleh pada Yoga. "Nggak banyak. Amber Bintang warna hijau dan kuning lebih umum. Aliansi Ular menghasilkan banyak Amber Bintang. Hampir semua Amber Bintang warna ungu dibeli dari mereka. Sedangkan Amber Bintang warna hijau dan kuning, Aliansi Harimau kita punya sendiri." Yoga menggelengkan kepala. Lalu, Yoga mengemudikan mobil ke dalam garasi. "Kalau kamu memberikan semua Amber Bintang warna ungu ini padaku, bagaimana dengan dirimu? Kamu sepertinya juga nggak punya Amber Bintang warna hijau dan kuning." Felina mengedipkan matanya dan merasa terharu. "Aku? Aku bisa beli lagi nanti. Setiap kali membunuh Klan Serangga, aliansi juga akan membagikan hadiah yang sesuai. Feli, kamu nggak perlu mengkhawatirkanku." Yoga terkekeh sembari mengulurkan tangan untuk melepas sabuk pengaman Felina. Setelah keluar mobil, Yoga menekan tombol di dinding garasi. Semenit kemudian, sebuah robot berjalan kemari. "Mayor Yoga, Nona Felina, ada yang bisa kubantu?" tanya robot itu dengan sopan. "Tolong bawakan barang-barang di mobil ke kamarku di lantai dua." Yoga berjalan ke luar garasi bersama Felina sambil menjinjing tas lucu yang berisikan Amber Bintang. "Yoga." Felina tiba-tiba berhenti setelah berjalan beberapa langkah. "Ada apa, Feli?" Yoga langsung berhenti dan menoleh ke belakang untuk bertanya pada Felina. "Bolehkah aku menyentuh telinga binatangmu?" Felina menggosok tangannya. Dia benar-benar tidak bisa menahan diri. Mungkin karena embusan angin, telinga binatang Yoga selalu bergerak sehingga membuat orang ingin menyentuhnya .... "Ah .... Se ... sekarang?" Yoga mengedipkan mata. Pipi dan telinganya merah seketika. Hanya dalam belasan detik, Yoga menjadi merah seperti tomat. Dorongan Felina makin kuat setelah melihat perubahan tersebut. "Bolehkah?" Felina menggosok tangannya lagi. Yoga bergegas memandang sekeliling dan memastikan bahwa tidak ada therian lain. Setelah itu, Yoga berjongkok dan menjawab dengan suara kecil, "Bo ... boleh." Mendengar itu, Felina langsung mengulurkan dua tangan untuk menyentuh telinga binatang Yoga dengan ibu jari dan jari telunjuk. Lembut sekali. Melihat Yoga tidak melawan, Felina makin berani hingga mengelus telinga binatang Yoga. Awalnya, Yoga malu-malu dan telinga binatangnya bergerak tanpa disadari. Sesaat setelah dielus oleh Felina, Yoga mengeluarkan suara dengkuran puas seperti kucing yang dibelai. Yoga merasakan tubuhnya menjadi panas karena suatu alasan ketika aroma Felina menyelimutinya dan merasakan sentuhan jari yang dingin itu. Seakan-akan ada yang tidak terkendali. Yoga ingin berdiri dan memeluk Felina, tetapi takut akan membuatnya jengkel jika dia tiba-tiba berdiri. Bagaimanapun, Felina sedang mengelus telinga binatangnya dengan girang. "Apa yang sedang kalian lakukan?" Suasana yang indah itu terganggu oleh suara yang familier dan sedikit dingin. Felina mendongakkan kepala dan mengedipkan mata, masih sambil mengelus telinga Yoga. "Seperti yang kamu lihat, aku sedang mengelus telinga binatangnya." Jawaban Felina yang lugas membuat Raymond kehabisan kata-kata. "Di luar sedang berangin. Kamu sudah menghabiskan banyak kekuatan mental hari ini, jangan sampai masuk angin," ucap Raymond dengan suara yang lebih lembut. Setelah itu, dia melemparkan tatapan mata dingin pada Yoga. "Kamu nggak bisa membawa Nona Felina ke kamarnya lebih dulu?" tanya Raymond sambil menggertakkan gigi. Raymond sangat amat iri .... Mereka baru bertemu kemarin dan Yoga mengenal Felina sejam lebih awal darinya. Mengapa Yoga bisa melakukan kontak fisik dengan Felina secepat ini? Yoga telah menggendong Felina di punggung, menggendong Felina di depan, dan telinga binatangnya dielus oleh Felina! Jika tahu seperti itu, dia akan menemani Felina secara pribadi! "Ya, benar." Felina mengangguk dan menurunkan tangannya. Yoga agak sedih ketika sentuhan hangat di telinga binatangnya hilang. Yoga berdiri dengan enggan, tetapi dengan patuh membawa Felina berjalan menuju vila. "Ayo, Feli." "Baiklah. Di dalam vila nanti, bisakah aku juga mengelus ekormu?" Felina menunjuk ekor yang berayun pelan di belakang tubuh Yoga. Rasanya tidak keruan jika berhenti di tengah prosesnya ketika sedang melakukan sesuatu .... "Ya, boleh ...." Suara Yoga hampir tidak terdengar. Yoga mengangguk dan berjalan dengan lebih cepat. Di belakang mereka, Raymond yang diabaikan tercengang! Raymond merapatkan bibirnya. Kesempatan itu didapatkan dengan usaha. Raymond ingin memanggil Nona Felina, tetapi diganti menjadi Feli karena ingat bahwa Yoga juga memanggil Feli barusan. "Feli, aku juga punya telinga dan ekor binatang. Maukah kamu mengelusnya nanti?" Raymond melihat Felina dengan tatapan berharap dan penuh senyum.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.