Bab 13
Keantusiasan Felina membuat Yoga malu-malu.
Yoga benar-benar khawatir Felina akan membentuk ikatan dengannya hari ini ....
Setelah membawa Yoga ke kamar, Felina mengambil alat pengering rambut untuk mengeringkan rambut Yoga.
Pada kenyataannya, Felina mengambil kesempatan itu untuk mengelus telinga binatang Yoga.
Yoga menggigil tanpa sadar ketika telinga disentuh oleh jari Felina yang hangat, seolah-olah ada arus hangat yang mengaliri tubuhnya.
"Feli, bagaimana kalau aku keringkan rambutku sendiri dan kamu raba telingaku?" Yoga mengayun ekornya dengan pelan ke kaki Felina.
Walau ada celana, rasanya gatal seperti digaruk kemoceng.
Felina memegang ekor Yoga dan ingin memindahkannya, tetapi Yoga mengeluarkan desahan pelan.
Suara ini ....
Felina membeku di tempatnya dengan posisi tangan masih memegang ekor Yoga.
"Ekormu ...." Felina mengedipkan mata dan menjadi dilema.
Haruskah mengelusnya lagi atau melepaskannya ....
Tidak heran wajah Yoga merah padam ketika dia bertanya apakah dia bisa menyentuh ekornya saat di luar tadi. Suara Yoga juga sangat kecil.
Bukankah itu seperti bertanya di depan umum apakah aku bisa menyentuh kemaluanmu?
"Feli ... bukankah kamu ingin mengelus ekorku?" Yoga menoleh dan bertatapan dengan Felina. Ujung matanya masih agak merah dan telinganya marah padam.
Di mata Felina, penampilan Yoga sungguh ... seperti anjing serigala yang menahan diri dan kasihan.
Felina diam-diam menelan liur. Jarinya dengan pelan mengelus ekor Yoga.
"Ya ...."
Seolah-olah mendapat perintah, Yoga langsung melingkarkan ekornya ke pergelangan tangan Felina.
Bulu yang lembut melingkari pergelangan tangan Felina dan samar-samar ada perasaan seperti dililit erat.
"Yoga, bagaimana aku bisa mengeringkan rambutmu kalau kamu melingkari pergelangan tanganku?" tanya Felina sambil tersenyum dan menatap ekor yang melingkari pergelangan tangannya.
Yoga terus menatap Felina. Sesaat kemudian, Yoga mengendurkan ekornya. Sebagai gantinya, Yoga menyandarkan kepalanya ke pinggang Felina dengan manja.
Ekor Yoga masih menyapu kaki Felina sesekali.
Felina mengeringkan rambut Yoga sambil mengelus telinga binatangnya. Felina merasa sangat gembira.
Di mata Felina saat ini, Yoga adalah seekor anjing yang jinak.
Yoga tetap sangat senang walau Felina berhenti mengelus ekornya.
Mungkin Felina sudah memahami apa arti ekornya.
Selain itu, Felina juga tidak marah. Selama dia berperilaku dengan baik, dia tetap berpeluang untuk menjadi pasangan pertama Felina.
Tentu saja, Yoga juga sedikit pesimis.
Meskipun menjadi wali betina memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi pasangannya dibanding jantan lain, betina pada akhirnya tertarik pada jantan yang kuat.
Yoga tahu dia tidak sekuat Raymond. Oleh karena itu, Yoga hanya bisa meminta ide pada sahabatnya dan mencoba beberapa trik cerdas.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Felina menaruh alat pengering rambut dan mengelus rambut Yoga yang sudah kering.
"Feli, kamu sepertinya nggak pernah bilang apakah kamu sudah cukup umur." Yoga menggesekkan rambutnya ke telapak tangan Felina.
"Aku berumur 25 tahun," jawab Felina setelah tertegun sejenak.
Pada saat itu, Felina hanya ingin segera menyelesaikan pekerjaannya, lalu mengambil cuti untuk merayakan ulang tahun bersama temannya. Itulah mengapa Felina membeli tiket pesawat penerbangan itu. Tak disangka, Felina malah muncul di alam semesta paralel ini.
"Benarkah? Feli, kamu sudah cukup umur?" Senyuman Yoga makin lebar. Ekornya dengan pelan menyentuh pergelangan tangan dan telapak tangan Felina.
"Apakah kamu berpikiran untuk mencari pasangan?" Yoga mendongakkan mata abu-abu mudanya yang penuh penantian.
"Haruskah mencari pasangan kalau sudah cukup umur?" Pergelangan tangan Felina terasa gatal karena disapu oleh ekor Yoga sehingga Felina tanpa sadar menggenggamnya.