Bab 1808
Adsila berdiri dengan sepatu hak tinggi dan bersulang dengan para tamu selama lebih dari dua jam. Dia sangat lelah hingga dia hampir tidak bisa berdiri. Setelah mengantar para tamu, dia jatuh ke pelukan Marlon untuk beristirahat.
"Menikah sangat melelahkan! Aku nggak akan menikah lain kali!"
Marlon memapah Adsila. Kemudian, dia tersenyum sambil mengangkat alisnya. "Kamu masih ingin menikah lagi?"
Adsila mengerutkan bibirnya. "Siapa tahu! Bagaimana kalau suatu hari kamu merasa permainan pernikahan nggak lagi menyenangkan, ingin mencampakkanku dan menjalani hari-harimu yang penuh warna? Kalau begitu, aku nggak mungkin nggak mencari pria lain karena pria bajingan sepertimu, 'kan!"
Marlon mengulurkan tangannya dan mencubit wajah Adsila. "Kamu nggak patuh! Kata-kata menyedihkan apa yang kamu ucapkan di hari bahagia ini? Kalau aku masih merindukan dunia luar, kenapa aku terburu-buru menikahimu? Apakah aku bodoh?"
Wajah Adsila berubah karena cubitan Marlon. Dia mengerutkan kening sambil menge

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link