Bab 1800 Pembunuhan Instan
"Nak, kau terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri jika kau pikir kau bisa membela Keluarga Irons!"
Pria berbaju besi hitam itu mengeluarkan teriakannya sebelum membanting tinjunya ke bawah dan meledakkan serangan kepada Tyr. Kecepatannya sungguh sangat luar biasa, muncul di hadapan Tyr dalam sekejap mata. Kemudian, dia membanting pukulannya yang kuat ke dada Tyr.
“Tyr!” Eloi tampak menegang saat melihat pemandangan itu dari dalam mobil.
Dia bukan pejuang yang tangguh. Dia telah mendengar tentang betapa kuatnya para Demigod, tapi dia tidak tahu seperti apa sosok mereka. Dapat dipahami jika Eloi tampak terkejut ketika pria itu melontarkan pukulannya ke arah Tyr.
"Pria itu telah menerima serangan!"
Ketika Willie dan yang lainnya melihat pemandangan itu dari kejauhan, mereka juga menghela napasnya dengan lega. Benar saja, pria berbaju hitam itu memang pantas menjadi Penjaga Ketiga dari Sekte Api Abadi, mengingat gerakannya yang terlalu mendominasi.
“Si B*ngsek yang lemah itu bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menghindari serangan dari Penjaga Ketiga,” ucap Tirich, seringai jahat seketika menyebar di wajahnya. “Namun, si bodoh itu masih memiliki keberanian untuk membela keluarga Iron. Apa-apaan ini!”
Tyr mendapatkan serangan di dadanya oleh pria berbaju hitam. Kekuatan ganasnya mulai menyapu ke segala arah. Angin kencang langsung menyapu habis semua benda yang dilaluinya.
“Hei, kenapa kau tidak mencoba menghindari seranganku? Apakah kau tidak dapat bereaksi tepat waktu?” Penjaga Ketiga merasa yakin dengan kemampuannya sendiri. Tyr akan mati atau terluka parah jika dia menerima pukulan darinya, dan dia merasa yakin akan hal itu. Namun, dia juga mula merasakan ada sesuatu yang salah pada saat berikutnya.
Setelah diledakkan olehnya, Tyr tidak menunjukkan tanda-tanda kesakitan. Sebagai gantinya, dia hanya tersenyum dan bertanya, "Apakah kau berada di tahap akhir dari Alam Transformasi?"
"Kau tidak terluka sama sekali?" Pria berbaju hitam itu tampak sangat terkejut.
Tyr mencoba untuk memprovokasinya, “Kau terlalu lemah. Kau harus melakukan yang lebih baik dari ini.”
"Apa?" Ekspresi wajah pria itu langsung berubah. Dia tidak punya banyak waktu untuk berpikir pada saat ini. Dia hanya mengangkat tinjunya dan meluncurkannya ke arah Tyr seperti rintik hujan yang deras. Akhirnya setelah melancaran lebih dari sepuluh pukulan berturut-turut serangan itu akhirnya berhenti. Kekuatan batinnya sebagian besar telah terkuras oleh serangkaian serangan.
Tyr, justru sebaliknya, dia masih saja berdiri di tempat yang sama. Bahkan, dia tidak bergeming sama sekali.
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
“Gerakanmu terlalu lemah! Oke, giliran mu sudah selesai.” Tyr menarik napasnya dan menggelengkan kepalanya dengan perasaan kecewa. "Giliranku untuk bermain sekarang!"
Tyr mengangkat telapak tangannya dan menampar wajah pria itu setelah kata-kata itu berhasil diucapkan.
Tamparan yang tampaknya tidak berbahaya itu langsung memukul pria berbaju hitam, menyebabkan tubuhnya terhempas sejauh lebih dari sepuluh meter. Dia memuntahkan seteguk darah begitu dia terjatuh ke tanah.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?" Semua orang tampak terkejut ketika melihat kondisi keadaannya berubah, tak peduli dengan Willie atau Tirich sekalipun.”
"Berani-beraninya orang kecil sepertimu bersaing dengan seorang pejuang transenden sejati!" Tyr maju selangkah dan mulai berjalan menuju kapal kargo. Aura yang kuat seketika meledak dari tubuhnya pada saat yang sama.
“Argh...”
“Arghhhhhh…”
Jeritan suara yang keras terus menerus terdengar. Willie dan sekelompok pasukannya, yang berdiri pada jarak yang aman, merasakan tekanan kuat yang meremas-remas tubuh mereka. Tubuh mereka mulai retak dan berubah menjadi sosok mayat berdarah setelah beberapa saat.
"Kau. . . Kau. . .” Dengan matanya yang tampak selebar piring, pria berbaju hitam itu menatap Tyr dengan perasaan takjub. Dia juga merasakan kekuatan yang sangat mengerikan saat meremas tubuhnya setiap saat. Kemudian, baju besi yang dia kenakan mulai retak, begitu juga dengan tubuhnya.
Boom!
Pria berbaju hitam itu, bersama dengan baju besi yang dia kenakan pada tubuhnya, meledak menjadi potongan-potongan kecil yang tak terhitung jumlahnya dengan bunyi suara yang teredam.
Tirich dan anak buahnya bisa merasakan tekanan yang sangat mengerikan diatas geladak. Mereka dipaksa untuk menekuk kaki mereka sebagai akibat dari penindasan yang ekstrim. Namun pada akhirnya, mereka harus berlutut di atas permukaan tanah.
Dahi Tirich mulai berkeringat dengan deras. Ekspresi wajahnya tampak bingung seolah-olah dia tidak bisa memahami siapa sosok pemuda ini atau seberapa kuat kemampuan bela diri yang dia miliki.
Tyr tidak berniat untuk membunuh siapa pun yang sedang berada diatas geladak kapal. Saat ini tubuhnya sudah mengandung aura yang cukup menindas dan terpancar dengan jelas saat dia mendekati kapal kargo. Dia hanya melompat ke depan dan mendarat di atas geladak.
Meskipun Tyr telah mengakhiri penindasan itu, Tirich dan yang lainnya masih terlihat gemetar. Pada saat itu dia baru menyadari bahwa dirinya tidak akan pernah bisa menandingi lawan yang kuat hanya dengan kekuatannya sendiri.
Itu pasti lelucon, ‘kan? Orang itu langsung membunuh Penjaga Ketiga yang sudah memiliki kemampuan tarung di tahap akhir Transformasi. Bagaimana Tirich bisa mengumpulkan keberanian untuk menghadapinya?
"Apakah kau orang yang telah melakukan tembakan di atas kapal ini sekarang?" tanya Tyr.
"Ya ... Ya ..." Tirich buru-buru mengangguk, "Tuan, tolong lepaskan aku!"
Tyr bertanya, “Katakan padaku! Apa alasan Sekte Api Abadi memusnahkan Keluarga Irons? Dan mengapa mereka mengambil keturunan langsung dari Keluarga Irons?”
Tirich tidak berani menyembunyikan apa pun dan menjawab dengan jujur.
Tyr banyak belajar dari Tirich bahwa kultus ini pernah menjadi sebuah organisasi yang sangat kuat sekitar satu abad yang lalu. Organisasi Itu memiliki tingkat kekuatan yang sama dengan kepercayaan.
Pada saat itu, Cacus, pemimpin Sekte Api Abadi, adalah sosok Demigod yang sangat kuat.
Negara ini telah didirikan kembali setelah mengalami perang selama lebih dari enam puluh tahun yang lalu. Pemerintah telah menggunakan berbagai macam senjata pembunuh berskala besar untuk bernegosiasi dengan dunia seni bela diri kuno. Banyak kekuatan besar yang ada di masyarakat pada akhirnya memilih untuk mundur. Demigod tidak lagi terlihat di depan umum, dan kota-kota fana telah dipulihkan dalam keadaan damai dan stabil.
Pada saat itu, jumlah dari para Demigod yang ada di negara ini masih cukup signifikan. Beberapa dari mereka bahkan rela hidup rukun dengan pemerintah dan menyendiri ke atas gunung dan ke dalam hutan. Ada beberapa yang menolak untuk bernegosiasi dengan para pejabat. Karena itu, Pasukan Naga, yang kemudian bertugas sebagai perwakilan dari pemerintah, mengundang Spartacus, Pemecah Dunia, untuk membantu mengatasi situasi tersebut.
Menurut legenda, Spartacus adalah sosok Demigod yang paling kuat di Kerajaan Surgawi pada saat itu. Semua Demigod yang ada di dunia dapat dengan mudah dibunuh hanya menggunakan tiga tebasan senjatanya.
Spartacus bahkan telah mengeluarkan tebasannya pada saat itu, yang telah membunuh semua para Demigod yang ada di dalam Kekaisaran Surgawi. Akhirnya, dia bisa menahan para Demigod itu agar tidak menimbulkan kekacauan lagi. Sejak itu, tidak ada seorangpun sosok Demigod yang berani muncul, dan akhirnya dunia kembali damai.
Di antara mereka semua, Cacus adalah orang yang paling berperan dalam menyebabkan kekacauan ini. Dia jugalah yang telah menyebabkan kematiannya sendiri dengan berlari tepat ke arah tebasan Spartacus. Saat itu, Cacus hanya meremehkan kemampuan Spartacus. Dengan senjatanya yang sangat mengesankan yang telah dia sempurnakan, Cacus langsung menantang Spartacus.
Spartacus akhirnya berhasil menghancurkan senjata kebanggaannya dengan satu kali tebasan. Serangan itu bahkan juga turut menghancurkan tubuh Cacus.
Menurut legenda, teknik kultivasi milik Cacus adalah sebuah metode yang sangat misterius dan terkenal sangat kejam. Teknik kejam itu memiliki kemampuan untuk mengolah jiwa, dan jika berhasil, bahkan cara itu dapat bisa melepaskan jiwa dari tubuhnya.
Sedangkan pada saat itu Spartacus telah menghancurkan tubuh Cacus dengan satu kali tebasan, tetapi dia tidak berhasil membunuhnya. Cacus telah melarikan diri pada saat kritis dengan menggunakan teknik kejamnya, sehingga dia selamat dari bencana yang mengintainya.
Sekte Api Abadi, sebuah organisasi yang pernah terkenal di dunia seni bela diri kuno, lenyap dalam semalam setelah Cacus kehilangan tubuhnya dan berubah menjadi roh.