Bab 21
"Terima kasih, Kak."
Fanny berhasil ditenangkan dan tidak menangis lagi.
Bibir Patricia terangkat, tapi tidak ada senyum sedikit pun, hanya ada kekecewaan serta kesedihan.
Bagi Fanny, Robert adalah kakak yang paling dapat diandalkan di dunia ini.
Dulu dia pernah percaya hal ini.
Sampai tiga tahun yang lalu, ketika Robert benar-benar malas berpura-pura lagi di hadapannya.
Saat Fanny hendak kembali ke kamarnya, ibunya, yang masih khawatir, mengikutinya dengan tatapan sedih.
Patricia memperhatikan punggung ibunya, tapi sama sekali lupa untuk menoleh ke belakang, apalagi mengucapkan sepatah kata pun yang penuh perhatian.
Bulu matanya berkedip dua kali, Patricia menarik kembali pandangannya dengan penuh rasa mencela diri.
Saat itulah Patricia menyadari tatapan tajam yang menekan dari atas kepalanya.
Patricia langsung melupakan kepahitannya, samar-samar bisa merasakan keringat dingin menetes dari dahinya.
"Bukan aku."
Patricia buru-buru melontarkan pembelaannya yang sebelumnya tidak terucapk

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link