Bab 23
Patricia begitu terkejut hingga tidak tahu harus berbuat apa. Sambil memegang dokumen-dokumen itu, Patricia begitu gembira hingga air mata mengalir di wajahnya, air mata yang tak kunjung hilang sekeras apa pun dirinya mencoba untuk menghapusnya.
Patricia menangis dan tertawa, butuh beberapa saat baginya untuk menahan luapan emosinya.
Sudah jelas siapa yang membantu meletakkan identitas ini di sana.
Dalam sesaat, perasaan Patricia menjadi campur aduk.
Patricia duduk di batang pohon sebentar, tapi alih-alih naik kembali ke kamarnya, Patricia justru meluncur turun dari batang pohon dan mendarat di halaman depan di lantai satu.
Syukurlah, tidak ada seorang pun di rumah Keluarga Lusna saat itu.
Patricia berlari ke halaman belakang, yang biasanya kosong, kecuali tukang kebun yang sesekali datang untuk merawat tanaman.
Di samping hamparan bunga terindah di halaman belakang, Patricia melihat Tommy duduk di atas rumput.
Ini dulunya adalah markas rahasia mereka.
Di seberang hamparan bunga itu te

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link