Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 22

Bukan karena pemilik warung suka bergosip, tetapi mobil yang diparkir Yavin di depan pintu warung memang terlalu mencolok. Setiap orang yang lewat pasti menoleh. Myria menjelaskan, "Bukan, cuma teman." Setelah selesai makan, mereka berdua keluar dari warung pangsit. Yavin sempat mengatakan beberapa hal, agar Myria segera membawa Bu Imelda ke rumah sakit untuk pemeriksaan, dan mengganti obat penurun tekanan darah, supaya kejadian seperti tadi tidak terulang. Myria mengucapkan terima kasih. Pukul sembilan malam, angin malam berembus lembut. Gaun panjang Myria bergoyang pelan, rambut hitamnya ikut tertiup angin. Yavin berdiri di depan mobil, membuka pintu, lalu menoleh padanya, terdiam sejenak. "Suamimu di mana?" Yavin bisa menebak, Bu Imelda tadi adalah ibu mertua Myria. Karena di telepon tadi, Fia memanggilnya "Nenek". Namun, setiap kali ke rumah sakit, hanya Myria yang membawa putrinya. Tidak pernah terlihat sosok pria yang mendampingi. Myria mengernyit. "Dia di luar negeri. Malam ini

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.