Bab 25
Mata Lucio menatapku dengan dalam. Sebelum aku sempat bereaksi, pantatku kembali mendapat tamparan keras.
Suara tamparan yang nyaring itu membuatku sangat marah, juga sangat terkejut.
Dia benar-benar menampar pantatku!
Aku menatapnya dengan tak percaya, penuh kebencian. Saat aku hendak bangkit, Lucio sudah lebih dulu menekanku ke atas ranjang.
Dia menatapku dengan serius. "Jangan main-main soal yang seperti ini."
Tatapannya menembus mataku. "Kamu terluka atau nggak, kamu harus bilang ke aku. Mengerti?"
Aku menggertakkan gigi. "Lucio, kamu memang nggak bisa ngerti bahasa manusia, ya!"
Aku menarik napas dalam-dalam. Sebelum sempat melanjutkan kata-kataku, dia seolah sudah tahu apa yang akan kukatakan, segera menutup mulutku dan berbaring di belakangku, lalu memelukku dari belakang.
Aku terkurung dalam pelukannya, tak bisa bergerak.
Lucio memeluk pinggangku, napasnya yang menggelora jatuh di belakang telingaku. "Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk diperiksa. Kalau nggak ada apa-apa,

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link