Bab 15
"Siapa mati?" tanya Theo.
Setelah itu, dia melirik ke meja operasi lalu tertawa.
"Alva Kadin, ini pasti rencana licikmu dan Kezia, 'kan? Dia mana mungkin mati?"
"Dasar gila," ujar Alva ketus.
Dia menatap empat orang di depannya, melihat mereka semua tidak percaya kalau Kezia sudah mati, Alva pun tertawa.
"Kalian yang membunuhnya."
"Nggak mungkin," ujar Reynald tiba-tiba.
Dia menatap Alva lalu sebuah tekanan tak terlihat tertuju pada Alva.
Alva merinding.
Namun, Reynald mengalihkan tatapannya lalu mencibir, "Pak Alva kurang kerjaan juga, bisa menemaninya akting begini. Memangnya kerja di sini kurang sibuk?"
Lagi-lagi satu orang gila.
Alva tersenyum merendahkan dan berkata, "Kalau Pak Reynald merasa aku sedang berakting, Pak Reynald boleh pergi saja."
Setelah itu, Alva melihat ke Noah.
"Kezia putri Anda, apa yang mau Pak Noah lakukan?"
Noah mendengus sambil menaruh tangannya di belakang, memasang ekspresi acuh tak acuh.
"Aku tahu ini trik licik Kezia untuk menarik perhatian kami, tapi ka

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link