Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 8

Kayla tahu bahwa bentuk tubuh Matthew bagus. Terlihat kurus saat berpakaian, tetapi berotot saat telanjang. Terutama pinggangnya, sungguh ramping! Menatap alis mata Matthew yang basah oleh keringat, hatinya berdebar tak terkendali. Wajah tampan itu ... belum pernah tidur bersamanya, benar-benar sayang sekali! Kayla merasa malu dan buru-buru memalingkan pandangannya. Dia tak ingin terlihat seperti orang mesum. "Ibu panggil kamu," ucap Kayla. Namun, baru saja Kayla berbalik untuk pergi, suara pria yang dingin terdengar dari belakang, "Tunggu." Langkah kaki semakin dekat. Memikirkan bahwa dia tidak mengenakan baju, punggung Kayla langsung menegang. Matthew berjalan ke belakangnya, memperhatikan telinganya yang perlahan memerah, dan melihat bagaimana leher belakang Kayla juga berubah warna. Kulitnya yang sehalus giok itu memancarkan rona merah muda yang menggoda. "Nggak pernah lihat pria nggak pakai baju?" ujar Matthew sambil berjalan ke depannya. Wajah Kayla memerah, matanya menatap dengan waspada. "Apa ... yang ingin kamu lakukan?" Matthew tidak berkata apa-apa, hanya menatap wajah Kayla. Kayla merasa bingung, mengusap wajahnya sendiri, lalu berkata, "Apakah ada sesuatu di wajahku?" "Nggak apa-apa, aku akan turun." Kayla tampak kebingungan. Dia sama sekali tidak mengerti dengan tindakan Matthew tadi, apakah hanya untuk memamerkan tubuhnya yang bagus? Namun, Kayla mulai menyadari sesuatu, sejak mereka berdua memutuskan untuk menjadi kakak adik, suasana di antara mereka terasa lebih harmonis dibanding sebelumnya. Kayla pun turun ke lantai bawah. Margaret langsung menggenggam tangannya, dan berkata, "Kayla, hubungan kita sebagai ibu mertua dan menantu memang singkat, tapi tenang saja, Ibu nggak akan memperlakukanmu dengan buruk. Setengah dari properti, investasi, dan saham Matthew akan diberikan padamu." Kayla terkejut. "Ibu, jangan, jangan ... " Melihat penolakan Kayla, Margaret mulai membujuk, "Gadis yang nggak meminta apa pun saat bercerai, pria nggak hanya nggak akan berterima kasih, dan malah akan menganggapmu bodoh. Jangan terlalu naif karena cinta!" Kayla sampai tidak tahu harus berkata apa. Matthew yang turun dari lantai atas, pun hanya terdiam. Margaret melanjutkan, "Lagi pula ... uang ini masih belum cukup untuk membalas budi besar keluargamu." Dulu, pada saat Gibran dan Matthew mengalami kecelakaan, kebetulan ayahnya Kayla lewat dan menyelamatkan mereka berdua. Namun, akibat kejadian itu, ayahnya Kayla tewas dalam kebakaran. Padahal, jelas-jelas ayahnya Kayla yang menyelamatkannya, tetapi si anak bodoh itu malah bersikeras mengatakan bahwa yang menyelamatkannya adalah seorang wanita. Mengingat hal itu, Margaret kembali mengamuk dan berkata, "Dalam pernikahan ini, Matthew berselingkuh. Jadi, seharusnya dia yang pergi dan nggak mendapatkan harta apa pun!" Kayla berbisik, "Matthew adalah putramu." "Kalau tahu dia sebodoh ini, lebih baik aku nggak usah punya anak." Margaret menjawab dengan kesal. Kayla hanya bisa menyentuh ujung hidungnya dengan jari, diam-diam melirik ke arah Matthew. Matthew menatapnya dengan tatapan dingin dan tersenyum sinis. Wajahnya terlihat berbahaya, dan juga mengintimidasi. Kayla tidak menginginkan harta Matthew, tetapi ibu mertualah yang memaksa memberikannya. "Ayahku menyelamatkan orang atas kemauannya sendiri, bahkan kalau bertemu orang lain pun, dia akan tetap menolong. Mengenai balas budi, kurasa sudah lunas terbayar." Ayahnya Kayla adalah seorang desainer perhiasan berbakat, dan mengelola perusahaan fashion yang cukup sukses. Setelah meninggal secara tidak terduga, perusahaan itu menjadi kacau dan akhirnya dibagi-bagi. Kemudian, Gibran membeli perusahaan yang dianggap tidak bernilai itu, menggabungkannya ke dalam Grup Walker, dan menunggu Kayla untuk bisa berkembang. Dua bulan lalu, perusahaan itu akhirnya diserahkan kepadanya untuk dikelola. Ibu mertua tidak setuju jika Kayla hanya menginginkan perusahaan itu. Jadi, dia memberikan perusahaan perdagangan di kawasan industri dan toko-toko di sepanjang jalan Kota Andara. Bahkan, Gibran juga memperlakukannya dengan adil, dia memberikan tiga persen saham Grup Walker kepada Kayla ... Pokoknya, sekalinya dia bercerai, Kayla benar-benar berubah menjadi wanita kaya raya. Margaret menyuruh pengacara untuk segera mengurusnya. Lalu, dia melihat putranya yang masih menatap Kayla dengan pandangan kosong dan menendangnya pelan, "Kamu setuju, nggak?" Matthew meletakkan kedua tangannya dengan santai di sisi sofa, tampak begitu elegan dan tenang. "Urusan kalian, aku nggak ikut campur." Margaret cukup puas dengan sikapnya, lalu meminta Kayla untuk mengambil kotak perhiasan dari kamarnya. Setelah Kayla pergi, Margaret menatap putranya dan berkata, "Cantik, sangat cantik, 'kan? Masih ada waktu untuk menyesal." "Buat apa aku menyesal? Aku hanya baru menyadari, dia punya tahi lalat di ujung hidung." "Hei, hanya karena ada tahi lalat di ujung hidung, kamu langsung nggak bisa berpaling? Nggak perlu bohong, deh!" Anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri, mana mungkin dia tidak tahu sifat aslinya?

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.