Bab 87
Merry meronta mati-matian, tetapi pria itu sama sekali tidak bergerak.
Dia hampir lupa kalau Shayne sangat berbahaya.
Terakhir kali dia berhasil lolos dengan susah payah.
Sekarang berada di ruangan yang sama dengan Shayne tidak ada bedanya seperti seekor domba yang masuk ke mulut singa.
Ciuman pria itu begitu mendominasi yang sulit untuk ditolak.
Tindakan yang mengerikan itu membuat Merry takut.
Perlawanannya berangsur-angsur berhenti.
Tepat saat Shayne ingin bertindak lebih jauh, dia tiba-tiba merasakan hawa dingin.
Dia berhenti sejenak dan perlahan membuka mata.
Pupil matanya tiba-tiba menyusut.
Entah sejak kapan wanita itu sudah bercucuran air mata.
Dulu tidak peduli seberapa sedihnya Merry, Shayne tidak pernah melihat wanita ini menangis.
Rasanya seperti telah disiram oleh sebaskom air dingin dan hasrat yang membara itu pun langsung padam.
Dia menatap wanita di bawahnya dengan tenang dan berkata dengan suara serak.
"Begitu menolakku?"
"Tiga bulan lagi kita akan cerai." Suara Merry

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link