Bab 157
Dengan hati-hati, Rosie mengambil kantong plastik kecil itu.
"Sreek ...."
Detak jantungnya makin cepat seiring dengan terbukanya kantong itu.
Melihat kekikukan wanita itu, sorot mata Carlo menjadi gelap.
Saat Rosie berbaring dengan tenang dalam pelukannya, hari sudah larut malam.
Carlo membelai-belai rambut Rosie dan mengecup keningnya.
"Selamat malam."
"Selamat malam."
Rosie membalas dengan setengah sadar sambil mendekatkan diri ke pelukan Carlo. Tangannya menempel ke otot perut Carlo tanpa rela melepaskannya.
Keesokan hari.
Rosie tidur sampai pukul sepuluh pagi.
Setelah menyiapkan makan siang dengan cermat, dia mengemudikan mobil menuju perusahaan.
Perusahaan sudah libur, hanya ada satpam di pintu masuk.
Saat tiba, sudah lewat pukul dua belas siang. Rosie naik dari parkiran bawah tanah.
Sesampai di kantor CEO, pertemuan rapat baru saja usai.
Kerumunan orang yang banyak bergerak ke arahnya. Mereka jelas bukan karyawan perusahaan.
Samuel memimpin mereka menuju lift di depan. Pandangann

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link