Bab 220
Dalam ingatannya, Patricia bukanlah orang seperti itu. Sifatnya lembut, bahkan tidak bisa bertengkar. Dulu saat bekerja dengannya, ketika pihak klien mempersulit, dia hanya menggertakkan gigi tanpa membantah sepatah kata pun, tetap menemani minum dan tersenyum sopan.
Namun, batinnya tidak sekuat itu. Saat mencetak dokumen, jari telunjuknya sedikit tergores kertas sudah bisa membuatnya meneteskan air mata, jadi cedera di kakinya kali ini terasa seperti kehilangan nyawa baginya.
"Kaki Patricia nggak leluasa ...."
"Apakah kamu berpikir mungkin ada orang yang sengaja membuatmu nggak menjawab teleponku?" Setiap katanya menembus gendang telinga Carlo.
Mendengar itu, Carlo sedikit tersulut emosi.
Yang dimaksud Rosie tentu saja adalah Patricia. Jangankan sudah tahu bahwa pelakunya adalah Selina, meski bukan Selina yang melakukannya, tidak seharusnya mencurigai Patricia. Dia masih terbaring di ranjang rumah sakit, bagaimana mungkin dia tahu Rosie diculik dan kebetulan mematikan teleponnya?
"Ngg

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link