Bab 304
Shania menatap gadis di hadapannya yang terlihat polos dan bodoh. Tatapan gadis itu pada Xander seperti anak ikan yang akhirnya menemukan induknya, membuat pelipis Shania berdenyut kencang karena kesal.
Saat ini, Shania sungguh ingin menyeret Jevan kembali, menggantungnya, dan menghukumnya hidup-hidup.
Dia menahan amarahnya dan bertanya dengan suara lembut kepada gadis itu, "Kamu bawa ponsel? Kita telepon ayah atau ibumu, biar mereka jemput kamu, ya?"
"Mama bilang aku ikut Kakak Dingin saja," jawab Susi.
Kakak Dingin?
Maksudnya Jevan?
Apakah karena sekarang dia selalu memasang wajah dingin seperti es batu, makanya dipanggil Kakak Dingin?
Dan ... gadis ini bilang ibunya yang menyuruhnya ikut Jevan?
Shania tertegun.
Dia menoleh, dan bertukar pandang dengan Xander.
Ternyata, dia bukanlah gadis kaya yang diculik oleh Jevan di suatu pesta, melainkan dia mendapat persetujuan dari ibu gadis itu?
Kalau begitu, orang lain pun tak punya alasan untuk ikut campur.
"Bagaimana kalau kita serahkan sa

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link