Bab 19
Setelah minum, Hestiana naik ke lantai dua untuk menikmati angin malam.
Wajahnya sedikit memerah karena mabuk, tetapi suasananya bahagia. Ini adalah tahun keduanya setelah meninggalkan Yosfian. Dari awal yang penuh rasa sakit dan kebingungan hingga kini tidak lagi terikat pada masa lalu, dirinya sudah benar-benar melepaskan pria itu, tak akan lagi merasa lemah karenanya.
Angin malam yang sejuk meniup rambutnya yang panjang terurai, membuat pemandangan itu tampak seperti lukisan yang indah.
Seseorang perlahan naik ke atas, berhenti di samping wanita itu, lalu bersandar pada pagar.
"Kenapa naik sendiri? Semua orang masih mencarimu," kata Cedrian.
"Hanya ingin menghirup udara malam. Rasanya semua ini masih seperti mimpi, ternyata kita benar-benar berhasil."
Mata Hestiana menyipit, senyumnya lembut dan penuh keceriaan.
"Ya, kita berhasil."
Cedrian menatapnya dan tak bisa menahan senyum.
Dua tahun lalu, si wanita bekerja sama dengan seniornya mendirikan studio, dan di saat paling krusial me

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link