Bab 15
Yoga terdiam, sementara tangis dan ketakutan Mia di telepon seakan menjadi tali tak kasatmata yang membuatnya sulit bernapas.
Rasa tanggung jawab terhadap masa lalu itu, seakan terukir di dalam tulang, akhirnya menekan habis getaran asing yang sempat muncul di hatinya.
Dia memejamkan mata sejenak, dan ketika kembali membukanya, ketenangan yang biasa sudah kembali. Hanya saja di balik ketenangan itu, tersembunyi arus gelap yang bahkan tidak dia sadari.
"Mia." Dia berbicara ke telepon, suaranya stabil, membawa kekuatan yang biasa menenangkan orang. "Jangan takut, kunci pintunya baik-baik. Aku segera pulang."
Setelah berkata begitu, dia menutup telepon dengan tegas, berbalik pada asistennya, nadanya tidak memberi ruang bantahan. "Pesankan penerbangan paling cepat untuk kembali, segera."
"Baik, Pak Yoga." Asisten itu tidak terkejut, dan langsung melaksanakan perintahnya.
Di mobil menuju bandara, Yoga bersandar di kursi, memijat pelipisnya yang berdenyut.
Pemandangan Negara Isloria di luar

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link