Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 14

Sherly merasa sedikit canggung saat melihat tatapan remeh di mata pemuda tampan ini. Tidak peduli bagaimanapun juga teman-temannya terlihat tidak berkelas, ini secara tidak langsung membuktikan jika lingkungan pergaulannya sangat buruk. Meskipun Sherly tidak sematerialistis orang yang baru bergabung dengan masyarakat, dia tetap ingin mempertahankan harga dirinya. Jadi ekspresinya menjadi sedikit lebih dingin terhadap Felix, Aldo dan Kevin. Dia juga tidak berencana mengenalkan pemuda tampan itu pada Felix dan yang lain. Terdapat dua gadis cantik yang menatap Felix dari atas sampai bawah, lalu berkata dengan penuh minat. "Apakah dia benar-benar pandai bernyanyi? Dia terlihat sangat tampan!" "Coba kamu lihat matanya ... cerah sekali." "Sherly, cepat kenalkan kami!" Sherly sama sekali tidak berniat memperkenalkan mereka. Saat melihat mereka sedikit meremehkannya, Felix tidak ingin memedulikan mereka lagi. Aldo dan Kevin sudah menemukan meja dan mulai bermain. Sedangkan Felix duduk di samping mereka sambil memegang tongkat golfnya dan melihat mereka bermain. Pada dasarnya Felix sangat pandai dalam bermain biliar, kemampuan Aldo dan Kevin bahkan tidak setingkat dengannya. Biasanya Aldo dan Kevin yang saling bertarung, sedangkan Felix bertindak sebagai wasit. Pada saat ini, Sherly dan yang lain juga sudah mulai bermain. Pemuda tampan itu sangat jago bermain biliar. Saat sekelompok orang melawannya, tidak lama kemudian mereka langsung dikalahkan olehnya. Jadi pemuda itu terlihat sedikit kesepian, berpura-pura bersikap seperti orang yang terbaik di dunia ini dan duduk di samping sambil meminum minuman. Sherly melihat pemuda tampan itu sedang sendirian dan ingin menyenangkannya. Jadi dia berkata pada Aldo dan Kevin yang sedang bermain biliar. "Kevin, Aldo, apakah kalian mau main dua ronde bersama Kak Andy?" Aldo dan Kevin saling bertatapan. Meskipun mereka tidak menyukai sekelompok orang ini, mereka tetap memberi wajah pada Sherly. "Nggak masalah." Pemuda tampan yang bernama Andy Wangesti bersikap dengan sombong, dia baru berdiri dengan perlahan saat melihat Aldo dan Kevin mendekat, kemudian berkata sambil melirik mereka. "Sherly, aku nggak mau main dengan mereka kalau mereka nggak jago." Dengan kata lain dia meremehkan mereka berdua. Pemuda pendek di sampingnya berkata, "Kak Andy nggak pernah sembarangan main biliar dengan seseorang." Sherly bahkan juga merasa canggung dan bertanya dengan suara yang rendah. "Aldo, apakah kalian jago main biliar?" Seolah-olah takut dia mencarikan dua orang yang tidak berguna untuk Andy. Aldo sangat marah sampai raut wajahnya berubah, pria itu arogan sekali?! Hanya saja saat melihat tatapan memohon Sherly, Aldo berkata dengan tidak berdaya. "Lumayan!" Andy berkata dengan datar. "Nggak masalah kalau kalian mau main denganku, bagaimana kalau kita pasang taruhan? Dengan ini baru lebih seru." Ekspresi Aldo dan Kevin berubah. "Apa yang kamu mau?" "Bagaimana kalau kita main snooker dengan 100 ribu per ronde? Kalau kalian dapat 80 poin dalam satu pukulan, maka kalian akan dapat dua kali lipatnya. Untuk setiap 20 poin tambahan, maka akan digandakan lagi. Bagaimana?" Pasang taruhan? Aldo dan Kevin sedikit ragu-ragu, karena mereka tidak sekaya pihak lain. Andy langsung berkata dengan nada mengejek saat melihat keraguan mereka. "Kenapa? Kalian nggak sanggup? Kalau begitu lupakan saja! Sherly, lingkungan pertemananmu benar-benar sangat buruk. Jangan bilang dulu kamu dulu bergaul dengan orang-orang seperti ini!" Raut wajah Sherly langsung memucat, dia merasa sangat malu. "Ba ... iklah!" Aldo mengambil uang di dalam sakunya, lalu berkata sambil menggertakkan giginya. Semua laki-laki ingin menjaga harga diri mereka, apalagi Aldo tidak ingin diremehkan oleh gadis cantik seperti Sherly. Selain itu Aldo kebetulan memiliki 400 ribu di dalam sakunya hari ini, dia berpikir jika uang ini kemungkinan cukup untuk bermain dua ronde. Benar saja. Setelah tiga ronde berlalu, semua uang Aldo habis, dia bahkan hampir kehilangan celana dalamnya! Aldo merasa malu jika mengatakan uangnya sudah habis, jadi dia hanya bisa meminta bantuan pada Kevin. "Kevin, bagaimana kalau kamu main dua ronde?" Kevin mengambil 360 ribu di dalam sakunya, lalu mulai bermain! Dua ronde! Setelah mencetak 80 poin dalam sekali gerakan, uang Kevin hanya tersisa 60 ribu. Dia sama sekali tidak berani bermain lagi. Dia akan terlihat sangat memalukan jika kalah tapi sudah tidak memiliki uang lagi. "Uang kalian sudah habis? Kalau begitu, pulang ambil uang kalian lagi. Aku akan tunggu kalian di sini." Andy menghitung uang 600 ribu lebih di tangannya, tidak disangka dia akan berkata tanpa malu-malu, "Aku akan kasih kalian kesempatan untuk bangkit kembali. Apa kata pepatah? Kalau punya uang tapi nggak bisa memang, maka kalian lebih bodoh daripada monyet." Terdengar suara tawa Andy dan teman-temannya di sekitar. Andy sengaja menantang mereka. Siapa pun bisa melihat jika Aldo dan Kevin akan mengalami kerugian yang besar jika terus bermain dengannya. Jika tidak berhasil menang, maka mereka berdua sama seperti monyet! Aldo sangat kesal dengan penghinaan Andy, tapi dia tidak berani melawan ucapannya. Tiba-tiba .... "Aku saja yang bermain! Kebetulan aku masih punya sedikit uang." Awalnya Felix tidak ingin ikut campur dalam hal ini, tapi saat melihat Aldo dan Kevin kalah sampai uang mereka habis, tentu saja dia harus membantu mereka. Aldo dan Kevin langsung merasa senang, mereka mengetahui jika Felix lebih jago daripada mereka dan pasti bisa membalaskan dendam mereka. Hanya saja, Felix adalah orang termiskin di antara mereka bertiga. Berapa banyak uang yang bisa dia miliki? Jika dia kalah tapi tidak memiliki uang, dia pasti akan diejek oleh orang-orang. Sherly juga mengerutkan keningnya, tapi gadis-gadis di belakang terlihat sangat bersemangat. Seorang gadis dengan rambut kuncir kuda berkata padanya. "Sherly, bagaimana kemampuan pemuda tampan ini? Dia terlihat sangat hebat!" Sherly berkata. "Aku nggak begitu tahu, sepertinya ... biasa-biasa saja!" "Nggak peduli bagaimanapun juga yang penting wajahnya tampan," ujar gadis berambut kuncir kuda sambil tersenyum. Andy menatap Felix dari atas sampai bawah, lalu berkata dengan sombong. "Baiklah, aku nggak perlu ulang aturannya, 'kan?" Andy diam-diam curiga apakah Felix memiliki uang untuk dibayar jika dia kalah? "Nggak perlu, tapi aku mau ubah aturannya!" Felix mengeluarkan dompet dari dalam sakunya, memang terdapat setumpuk uang kertas berwarna merah di dalamnya. "Bagaimana kalau bayar 200 ribu per ronde? Lalu poin akhirnya adalah 60. Setiap 10 poin tambahan, maka uangnya akan digandakan. Bagaimana?" Semua orang terkejut setelah mendengar ini. 80 poin memang sulit untuk didapatkan, tapi terkadang lawan yang kuat bisa langsung mendapatkan 60 poin. Selain itu, berdasarkan kemampuan Andy sebelum ini, Felix sama saja dengan ... memberi uang secara sia-sia padanya?! Bahkan gadis dengan rambut ekor kuda juga tidak bisa menahan diri untuk menyenggol tubuh Sherly dan bertanya, "Pria tampan itu pasti sangat kaya, 'kan?" Sherly menggelengkan kepala sambil mengerutkan keningnya. Gadis dengan rambut ekor kuda itu sama sekali tidak tahu apa maksud Sherly. Apakah maksudnya tidak tahu atau tidak memiliki uang? Bahkan Aldo dan Kevin juga terkejut setelah mendengar ini. Meskipun mereka tidak tahu dari mana Felix tiba-tiba memiliki begitu banyak uang, mereka mengetahui situasi keluarganya. Tidak disangka dia membuat taruhan sebesar ini, bagaimana kalau dia kalah? Aldo diam-diam menarik Felix untuk menenangkan dirinya. Hanya saja Felix mengabaikannya. Sebenarnya Felix memiliki uang lebih dari dua juta di dalam dompetnya, ini adalah uang jaminan yang dia dapatkan setelah memasuki universitas tingkat ketiga. Selain uang saku untuk liburan musim panas selama dua bulan, dia juga berencana membeli beberapa program dan sumber daya keuangan, serta sebuah gitar yang bagus .... Dia mempertaruhkan segalanya hari ini. Mata Andy langsung berbinar, dia bahkan sama sekali tidak menyembunyikan tatapan serakahnya. "Baiklah, tapi bukankah taruhan ini terlalu besar?" ujar Andy dengan sedikit munafik, sebenarnya dia takut Felix akan berubah pikiran. Felix menggelengkan kepalanya. "Kalau terlalu kecil malah jadi nggak menarik." "Kalau begitu ayo kita mulai! Kalau nanti aku menang, aku akan traktir kalian semua makan." Andy diam-diam merasa senang di dalam hatinya, dia tidak akan menolak uang yang ingin diberikan oleh orang bodoh!

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.