Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 16

"Sangat puas, kamu melakukannya dengan baik. Lain kali kamu bisa pukul dia dengan lebih keras lagi, kalau nggak kamu akan terlihat seperti belum makan," kata Felix dengan tenang. Hasan menatap Felix dengan dingin. Sedangkan gadis berambut bob dan gadis yang sombong itu juga menatap Felix dengan tatapan meremehkan. Terlihat jelas jika mereka meremehkan sikap Felix yang suka menindas orang lain. Hanya saja Felix sama sekali tidak memedulikan hal ini. Setelah masalah ini berakhir, Daniel berjalan ke hadapan Andy, lalu berkata dengan marah. "Ingat baik-baik dan buka matamu lebar-lebar, kalau nggak aku akan bunuh kamu!" "Baik, Kakak. Aku kan mengingatnya dengan baik!" Pada saat ini Andy sudah ditaklukkan oleh pukulan Daniel dan bersikap dengan sangat patuh. Daniel mendengus, dia masih merasa kesal dengan Felix, jadi dia pergi tanpa berpamitan dengannya. Felix merasa tidak ada gunanya dia tinggal di sini, jadi dia membawa Kevin dan Aldo untuk meninggalkan tempat ini. Sherly dan yang lain tidak mengetahui hubungan antara Felix dan Daniel. Saat melihat mereka pergi, Sherly dan yang lain tidak berani menghentikan mereka, tapi wajah mereka terlihat kebingungan. Kevin dan Aldo sangat kagum terhadap Felix, adegan tadi benar-benar sangat menegangkan. Felix benar-benar sangat hebat! Mereka mengetahui jika Daniel tidak menuruti ucapan Felix, mereka bertiga pasti akan berakhir dengan kondisi yang mengenaskan. Mereka sudah pernah melihat kekejaman Daniel dan Hasan saat menyerang seseorang, Andy bahkan dipukul sampai hampir babak belur oleh mereka. Jika mereka berada di posisi Andy, kondisi mereka juga tidak sebaiknya. Hanya saja saat mengingat kembali kondisi Andy, Aldo diam-diam merasa sangat senang. Setelah meninggalkan ruang hiburan, mereka bertiga sedang membicarakan kejadian sebelum ini. Felix tiba-tiba teringat jika mantelnya masih berada di dalam ruang biliar, jadi dia meminta Kevin dan Aldo untuk pulang terlebih dahulu. Sedangkan Felix kembali ke ruang biliar untuk mengambil mantelnya. Begitu tiba di ruang biliar, Felix mengambil mantelnya dan hendak melangkah keluar. Tapi dia tiba-tiba mendengar suara yang keras dari sudut ruangan. "Jangan sentuh mereka berdua, serang aku saja!" Setelah mendengar dengan saksama, sepertinya itu adalah suara Daniel. Dia berjalan mendekat dengan penasaran, lalu melihat Daniel dan yang lain sedang dikelilingi oleh sekelompok pemuda dengan ekspresi yang garang. Situasinya terlihat sangat buruk! Salah satu dari mereka dengan wajah yang garang dan rambu yang cepak, berteriak dengan keras sambil memegang pisau yang tajam di tangannya. "Kamu benar-benar sangat kuat, tapi sayang sekali ada orang yang minta kami untuk serang kalian sampai mati." Belasan pemuda mengepung Daniel dan temannya. Meskipun Daniel dan yang lain berasal dari keluarga kaya, serta sudah berpengalaman dengan hal ini, mereka tidak bisa menahan diri untuk merasa takut di tengah situasi yang berbahaya seperti ini. "Apa yang kalian lakukan!" Felix datang sambil berteriak dengan keras. Meskipun dia tidak menyukai Daniel dan yang lain, tadi Daniel menepati janji dan memberinya muka. Jadi Felix tidak bisa mengabaikan hal ini. Dia harus melakukan sesuatu karena panggilan itu. Pemuda berambut cepak berkata dengan marah. "Siapa kamu? Beraninya bersikap sesombong itu di depanku? Apakah kamu sudah bosan hidup?" Kedua anak buahnya juga menghalangi Felix agar dia tidak bisa mendekat. Daniel dan yang lain menatap Felix dengan terkejut, mereka tidak menyangka jika pemuda yang terlihat biasa saja akan membantu mereka. Hasan berkata dengan nada sarkastik, "Cepat pergi dari sini, hal ini nggak ada hubungannya denganmu." Meskipun saat ini mereka dikepung, mereka tidak menyangka akan ditolong oleh putra seorang petani semangka. Tadi Daniel hanya memanggilnya kakak dengan bercanda, tapi tidak disangka pemuda ini malah menganggap serius hal ini? Felix berkata dengan datar. "Sebagai seorang kakak, tentu saja aku harus bantu adikku saat sedang berada dalam kesulitan. Kalau nggak, siapa yang akan menurutiku?" Gadis berambut bob mendengus. "Nggak disangka kamu benar-benar anggap dirimu sebagai kakak? Apakah kamu nggak tahu kalau kamu sedang cari mati?" Hanya saja entah kenapa dia sedikit mengagumi Felix di dalam hatinya. Pemuda berambut cepak itu marah saat melihat sikap arogan Felix. "Baiklah, kalau begitu aku akan membiarkanmu nyanyi lagu "Takluk" sambil berlutut di depanku! Semuanya, serang mereka!" Seiringan dengan suara benda yang berdentang dengan keras, terdengar suara nyanyian yang keras. "Aku sudah ditaklukkan olehmu, semua jalan keluarku sudah menghilang ...." Pemuda berambut cepak yang sebelum ini masih bersikap dengan arogan, sudah berlutut di lantai bersama anak buahnya pada saat ini. Ekspresinya benar-benar terlihat sangat konyol. Terutama pemuda dengan rambut cepak itu, dia hampir menangis saat dipukul oleh Felix! Felix mengeluarkan sol sepatunya, lalu memukulnya di wajah pemuda berambut cepak itu. "Nyanyilah dengan lebih keras, apakah kamu belum makan?" Pemuda berambut cepak itu bernyanyi sambil mendesis kesakitan. "A ... aku sudah ditaklukkan olehmu, semua jalan keluarku sudah menghilang ...." Daniel, Hasan, Edric, gadis berambut bob dan yang lain membuka mata mereka lebar-lebar, mereka menatap Felix dengan tatapan tidak percaya. Adegan saat Felix memukul pemuda berambut cepak tadi mengingatkan mereka pada kalimat yang sangat dominan dari sebuah film. Aku mau pukul dia 10 kali! Sepertinya orang ini tidak hanya lebih pintar dari mereka, tapi kekuatannya juga lebih besar dari mereka? Jika mereka tidak bertindak di ruang biliar, Andy dan yang lain pasti akan berakhir dengan kondisi yang lebih mengenaskan. Setelah memukul mereka dengan keras, Felix menendang pantat pemuda berambut cepak. Dia langsung terbang seperti layang-layang yang talinya putus, lalu segera melarikan diri sambil dibantu oleh anak buahnya. Felix menepuk tangannya, lalu berkata dengan santai, "Kalian sudah aman sekarang!" Daniel dan yang lain akhirnya bereaksi kembali, lalu berkata dengan penuh terima kasih. "Terima kasih! Kamu benar-benar berada di luar dugaanku." Hasan juga merupakan orang yang pandai melihat situasi. "Aku minta maaf atas ucapanku sebelum ini." Edric berkata dengan penuh semangat. "Kak, aku benar-benar sangat kagum padamu. Bagaimana kalau kamu ajari aku cara satu lawan 10?" Hanya saja Felix malah menggelengkan kepalanya. "Ini bukan hal yang penting, kalau nggak bagaimana aku bisa jadi kakak kalian?" Kali ini Daniel sama sekali tidak marah setelah mendengar ucapan Felix, dia berkata dengan datar, "Bagaimana kalau kita berteman?" Ini adalah pertama kalinya Daniel benar-benar ingin berteman dengan anak petani semangka. Hanya saja, Felix menggelengkan kepalanya saat melihat tangan yang diulurkan oleh Daniel. "Lupakan saja, selamat tinggal!" Setelah mengatakan ini, Felix langsung pergi dan menyusul Aldo tanpa melirik mereka lagi. Begitu Felix pergi, gadis sombong itu berkata dengan kesal. "Cih, sombong sekali dia. Jelas-jelas dia cuma anak seorang penjual semangka. Apakah dia pikir dia sangat hebat karena pandai berkelahi dan mau bergabung dengan kelompok kita? Bermimpi saja kamu!" "Emily, tutup mulutmu," kata Daniel dengan perlahan. Setelah mendengar ini, Emily Wangesti yang sombong langsung ketakutan sampai tidak berani mengatakan apa pun lagi. Sebaliknya Daniel dan Hasan tiba-tiba mengerti kenapa orang seperti Felix mengabaikan uluran tangan mereka. Hal ini menunjukkan jika pemuda ini sangat cerdas, memiliki pemikirannya sendiri dan yang terpenting adalah bangga dengan dirinya sendiri. Karena kesadaran ini, Felix menyadari jurang pemisah antara dirinya dengan Daniel dan yang lain. Terdapat banyak orang yang berusaha bergabung dengan lingkaran sosial mereka, tapi pada akhirnya malah berakhir dengan mengenaskan. Tidak peduli bagaimanapun juga lingkaran sosial seperti ini sangat mementingkan keuntungan bersama dan pertukaran kepentingan. Hanya saja, Felix tidak bisa melakukan hal ini berdasarkan karakter dan harga dirinya. Dia sama sekali tidak memiliki keuntungan yang bisa ditawarkan kepada Daniel. Berteman dengan paksa pada akhirnya malah akan berakhir dengan buruk.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.