Bab 83
"Pak Arnold, perjodohan ini cuma main-main. Kalau nggak ada urusan lain, aku pamit dulu."
"Bukannya Dewi Saham seharusnya memberiku penjelasan?"
Arnold mengusap gagang cangkir teh di tangannya, tatapannya yang suram mengandung rasa cemburu yang samar.
Lilith belum mengerti, sampai akhirnya mendengar kelanjutan perkataannya, "Kalau kamu mencintai orang lain, kenapa masih mempermainkanku?"
Kata mempermainkanku terasa gamblang dan menyiratkan sesuatu yang membuat Lilith sulit bernapas dan jantungnya tak beraturan.
Namun, begitu Lilith teringat ucapan Bibi Siti pagi tadi serta buku yang katanya pemberian seseorang dari masa lalu, Lilith pun berbicara dengan nada dingin dan penuh sindiran, "Pak Arnold nggak perlu bersikap seolah-olah nggak bersalah."
"Memang benar aku tertarik oleh penampilan, tapi bukannya Pak Arnold juga nggak setia? Sudah berkeluarga, tapi tetap ingin menjalin hubungan denganku. Kalau soal moral, kamu sudah melanggar etika sebagai suami. Kalau soal perasaan, ini disebut

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link