Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 49

Biar tidak kelihatan lari dari tanggung jawab, Nayara buru-buru menggeleng, "Aku ikut kamu saja!" Melihat Nayara mengangguk lalu menggeleng, tampak begitu manis, Alestan sampai tersenyum kecil. Dia menggenggam tangan Nayara, menyingkap selimut di tepi ranjang, "Kalau mengantuk, istirahat saja. Urusan kecil begini biar aku yang bereskan." Meski Nayara masih agak ragu, kata-kata Alestan seolah mengandung sihir. Dia pun menurut, duduk tenang di sisi ranjang. Melihat Nayara tidak bergerak, Alestan menunduk, mengangkat kaki rampingnya, lalu membaringkannya di atas ranjang. Posisi mereka jadi agak ambigu. Lampu kamar agak redup, entah kenapa jantung Nayara berdegap lebih cepat. Begitu Alestan keluar, Nayara baru bisa napas lega, buru-buru meyakinkan diri kalau jantungnya berdebar cuma karena jarang tidur di kamar pria. Tapi begitu memejamkan mata, yang terbayang malah wajah tegas Alestan, juga jakunnya yang menonjol saat menelan ludah. Dia jadi ikut menelan, tenggorokannya terasa kering. Di

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.