Bab 6
Amira menyadari tatapan mata Juan kepada Gwen, ekspresinya langsung berubah.
"10 miliar!"
Amira tidak mau kalah, dia juga menawar harga.
"12 miliar!"
"14 miliar!"
Mereka berdua saling menawar harga, harga makin melonjak tinggi.
Akhirnya, Gwen menawar dengan harga tinggi, membuat semua orang di ruangan terkejut.
Semua orang mengira Gwen membeli jam tangan itu untuk Juan, mereka pun memuji, "Nona Gwen benar-benar mencintai Pak Juan!"
Saat Gwen berhasil mendapatkan jam tangan, Juan menyelimuti Gwen dengan mantel sambil berbisik, "Terima kasih. Pasangkan jam tangan itu di tanganku."
Gwen tertegun. Sebelum sempat menjelaskan bahwa jam tangan ini bukan untuk Juan, ponsel Juan berbunyi.
Pria itu menerima telepon dari perusahaan yang memintanya untuk datang menangani suatu masalah.
Juan buru-buru pergi dan menyuruh sopir mengantar Gwen dan Amira pulang.
Barang yang diinginkan sudah dibeli. Tidak ada alasan bagi Gwen untuk berlama-lama di tempat lelang, jadi dia berbalik dan meninggalkan tempat lelang.
Gwen baru saja naik mobil. Ketika mau menyuruh Amira segera naik mobil, Gwen menoleh dan melihat Amira memberi isyarat mata kepada pengawalnya.
Gwen merasakan firasat buruk. Benar saja, tidak lama kemudian, pengawal itu menepuk belakang leher Gwen.
Akhirnya, pandangan Gwen menjadi gelap dan jatuh pingsan.
Ketika terbangun, Gwen mendapati dirinya berada di dalam ruang pendingin.
Hawa di sekelilingnya sangat dingin. Tangan dan kakinya sudah membeku dan mati rasa.
Amira berdiri di luar ruang pendingin sambil menyaksikan Gwen kedinginan melalui kaca.
"Gwen, jangan kira bisa merebut perhatian kakakku dengan jam tangan. Kakak mencintaiku selamanya."
Gwen benar-benar tidak tahu bagaimana menjelaskannya padanya. Sambil menggigil, Gwen menjelaskan dengan putus asa, "Kamu salah paham, jam tangan itu bukan untuk kakakmu."
Amira tertegun, kemudian berkata dengan tersenyum sinis, "Bukan buat Kakak, lalu buat siapa? Nikmatilah waktumu di ruang pendingin, ini adalah hukuman karena kamu berani mengincar kakakku."
Amira membanting jam tangan yang dibeli Gwen ke lantai. Kemudian, dia berbalik dan pergi.
"Amira! Amira!"
Meskipun Gwen baik hati, kali ini dia sangat marah. Gwen tidak mengerti kenapa Amira selalu menargetkan dia berulang kali.
Juan seharusnya sudah menjelaskan padanya bahwa Gwen dan pria itu menikah hanya demi kepentingan bisnis.
Gwen juga berkali-kali mendengar Juan mengungkapkan ketulusannya kepada Amira bahwa pria itu hanya mencintai Amira.
Andai Gwen tahu Amira segila ini, dia tidak akan mau menikah dengan Juan,
Pintu ruang pendingin tertutup rapat, seolah-olah dia terpisah dengan dunia luar.
Ponselnya sudah lama kehilangan sinyal, bahkan layar ponselnya juga tertutup lapisan es tipis.
Rasa dingin itu terasa seperti jarum-jarum kecil yang tidak terhitung jumlahnya, menancap di kulitnya dan menusuk hingga ke tulang.
Saat Gwen merasa hampir mati beku di sini dan hampir kehilangan kesadaran, tiba-tiba dia mendengar suara keras dari samping.
Dalam kondisi setengah sadar, Gwen melihat ruang pendingin dibuka paksa, Juan bergegas masuk ke dalam.
Saat sudah tersadar lagi, Gwen mendapati dirinya sudah berbaring di tempat tidur di rumahnya.
Juan duduk di tepi tempat tidur dengan tatapan bersalah dan lelah di matanya.
"Maafkan aku. Aku nggak menyangka bahwa Amira bakal bertindak sejauh ini."
Gwen bersandar di tempat tidur. Dengan wajah pucat, Gwen berkata dengan suara pelan, "Kali ini, aku juga nggak boleh lapor polisi?"
Juan terdiam sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan, "Aku sudah menghukumnya."
Gwen mengangkat kepala dan memandang ke arah Juan sambil bertanya, "Kamu hukum dia apa?"
Juan menjawab dengan ragu, "Mengurangi jatah satu kali makan."
Gwen tertegun.
Beberapa saat kemudian, Gwen baru berkata, "Aku mengerti."
Juan menatap Gwen dengan rasa penasaran. "Kamu nggak marah?"
Gwen mengangkat kepala. Raut wajahnya yang lelah itu terlihat tenang. "Tentu saja marah, tapi aku mencoba memosisikan diriku jadi dirimu. Kalau Ivan yang melakukan kesalahan, aku juga nggak akan tega menghukumnya. Mungkin itu namanya cinta. Kamu sangat mencintai adikmu, sama seperti aku sangat mencintai Ivan."
Ekspresi Juan tiba-tiba berubah.
Juan tiba-tiba berdiri. Tatapan pria itu menunjukkan emosi yang bergejolak, seperti kemarahan, tetapi juga seperti suatu kehilangan yang sulit diungkapkan.
Gwen melihatnya dengan sedikit bingung, tidak mengerti mengapa Juan bereaksi seperti itu.
Gwen menunggu respons pria itu, tetapi pria itu hanya berdiri dengan bibir bergetar. Akhirnya, pria itu mengatakan, "Mulai sekarang, jangan sebut mantan pacarmu lagi, oke?"