Bab 169 Menunggu Itu Adalah Kehormatan untukmu
"Tapi itu sama sekali tidak mengurangi rasa rinduku padamu." Hardy mengeluarkan tisu untuk menghapus sesuatu di tangannya.
Susan diam sejenak. "Kalau nggak ada urusan penting, lebih baik kamu tutup saja. Aku sedang agak sibuk."
Hardy menelan ludah. "Boleh nggak aku datang menemuimu sekarang?"
"Nggak boleh, aku mau istirahat." Susan langsung menutup telepon setelah mengatakan itu, meletakkan ponsel ke samping, dan kembali ke kamar untuk tidur.
Hardy menatap ponsel yang telah terputus, dengan agak terdiam.
Sekarang saja Susan sudah tidak ingin menanggapinya. Jika dia sampai mengetahui hal ini, Hardy sama sekali tidak berani membayangkan reaksinya.
Hanya membayangkannya saja, Hardy sudah merasa tubuhnya merinding.
Satu malam pun berlalu, Susan berangkat lagi ke kantor.
Dia meminta Miko untuk mengundang tiga selebritas datang ke kantor hari ini, untuk kemudian menentukan siapa yang akan menjadi duta merek.
Saat Susan hendak masuk ke lift kantor, sebuah sosok berpakaian putih menghadangnya

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link