Bab 14
Pria yang sedang duduk di seberangnya tiba-tiba menyodorkan sepiring steik yang sudah dipotong, lalu mengambil steik yang masih utuh.
"Kalau makan yang fokus, jangan malah seperti nggak menghormati makanan."
Carla tersenyum tanpa sadar. "Baru kali ini aku dengar ada orang bilang harus menghormati makanan."
"Kan semua yang ada di dunia ini punya jiwa." Kata Rasyid.
Entah mengapa, kalimat barusan terdengar begitu meyakinkan kalau Rasyid yang bilang.
Carla mengerjapkan mata dan mengangguk. "Baiklah, apa katamu saja."
Tapi detik berikutnya, saat melihat steik matang yang sudah terpotong rapi di depannya, Carla mendongak kesal. Pandangannya bertemu dengan tatapan Rasyid.
"Kamu menjebakku, ya?" Ucap Carla.
Jelas-jelas waktu pesan tadi dia pesan steik setengah matang, sementara Rasyid memesan yang matang sempurna.
Carla sempat heran kenapa Rasyid suka steik yang dimasak matang sempurna.
Siapa sangka kalau pria itu sengaja memesannya untuk Carla.
Alis Rasyid naik ke atas, sambil memotong steik

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link