Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 2

Setelah kembali ke kamarnya, Carla mengirimkan pesan lagi ke nomor WhatsApp Rasyid. Carla: [Anak yang kukandung ini anakmu.] Rasyid langsung meneleponnya. [Carla.] Rasyid terdengar marah, [Apa kamu tahu apa yang barusan kamu katakan?] Wajar Rasyid semarah ini. Lima tahun lalu, dia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Carla. Dia mengejar cinta Carla dengan gila-gilaan, bahkan sampai menyalakan 99 kembang api demi membuat wanita itu tersenyum. Dia juga memberikan banyak hadiah hingga menggunung. Tapi di mata Carla hanya ada Bimo. Akhirnya, Rasyid berkata, "Datanglah padaku kalau kelak kamu menyesal." Dia lalu menghilang dari hidup Carla. [Carla?] Nada bicara pria itu yang dingin membuat Carla tersadar. Dia lalu menceritakan semua yang terjadi pada Rasyid. Rasyid terdiam sejenak. [Bulan lalu aku memang cek kesehatan. Dokter juga menyuruhku untuk tes kesuburan. Sepertinya, spermaku dicuri waktu itu ... ] Carla menyelanya, "Rasyid, apa kamu mau bekerja sama denganku?" Rasyid kaget dan terdiam sesaat. [Kamu mau memanfaatkanku untuk balas dendam ke Bimo?] Bukannya menjawab, Carla malah balik bertanya, "Bukankah kamu juga mau?" Rasyid berpikir sejenak, kemudian setuju. [Kalau begitu, ceraikan dulu dia, lalu kita menikah.] " ... Oke, beri aku waktu seminggu." [Oke.] Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari luar. Carla pun langsung menutup telepon. Bimo membuka pintu dan berjalan masuk dengan kaget. Dia berkata, "Carla, kapan kamu pulang?" Carla mencoba menahan emosinya sebisa mungkin. "Barusan." Bimo menyipitkan mata menatapnya. "Aku sedang mengobrol dengan Ciko dan yang lainnya di ruang kerja. Suara kami nggak mengganggumu, 'kan?" Carla awalnya diam, tapi tiba-tiba dia berkata, "Aku mau tanya sesuatu, anak dalam perutku ... " Dia ingin bertanya langsung, tapi tiba-tiba saja ponsel Bimo berdering. Pria itu melirik ponselnya dan langsung mengangkat telepon. "Oke, tunggu aku, akan kujemput sekarang." Usai menutup telepon, Bimo berkata dengan tidak enak hati, "Carla, ada urusan mendesak di kantor. Aku harus ke sana secepatnya. Kalau ada yang mau dibicarakan, kita bahas lagi waktu aku pulang nanti ya." Usai berkata begitu, dia hendak menunduk untuk mencium istrinya. Tapi Carla menghindar dan berkata, "Katanya harus segera ke kantor? Cepat sana." Bimo terdiam sebentar, Carla terlihat aneh hari ini. Tapi dia langsung teringat Sissy yang sedang menunggunya. Dia pun mengangguk dan berbalik pergi. Carla mengepalkan kedua tangannya erat-erat sambil melihat Bimo yang berjalan pergi. Telepon barusan pasti dari Sissy. Benar saja, setengah jam kemudian, Sissy mengunggah sesuatu di akun sosmednya. [Aku benar-benar nggak tahu apa jadinya aku tanpamu. Terima kasih sudah selalu menemaniku. Emotikon hati.] Unggahan tersebut disertai foto Bimo yang sedang menyetir dari samping. Unggahan ini langsung mendapatkan banyak komentar dari teman-teman yang mengikuti akunnya. [Wah, Sissy benar-benar dimanja Kak Bimo!] [Sudah seharusnya! Waktu Kak Bimo sedang menyelam dan dalam bahaya, Sissy datang menyelamatkannya. Kalau nggak, dia pasti sudah tenggelam di dasar laut.] Carla mengerjapkan mata, tampak tidak percaya. Dia yang sudah menyelamatkan Bimo, kenapa orang-orang malah mengira Sissy yang menyelamatkan pria itu? Dia jadi memikirkan kembali kejadian saat menyelam di Pulau Palisi lima tahun lalu. Waktu itu, Carla menyelam dan bertemu Bimo di dalam laut. Pria itu memang memakai masker oksigen, tapi Carla bisa langsung mengenalinya. Bimo memberikan isyarat tangan kalau tabungnya kehabisan oksigen. Tanpa pikir panjang, Carla langsung menyambungkan selang oksigennya ke pria itu. Karena sisa oksigen di tabung Carla juga tinggal sedikit, mereka berdua nyaris pingsan saat tiba di darat. Saat tersadar, dokter memberi tahu Carla kalau paru-parunya terluka parah dan tidak bisa menyelam lagi. Dia jadi takut Bimo akan menyalahkan diri sendiri kalau tahu. Makanya, dia tidak pernah memberi tahu pria itu. Apa mungkin, kesalahpahaman ini yang akhirnya membuat Bimo jadi selalu membantu Sissy dengan segala cara? Saat masih melamun bingung, tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu. Detik berikutnya, pintu terbuka dari luar dan muncul wajah yang paling Carla benci.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.