Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 3

Sissy berjalan masuk sambil membawa kotak hadiah. Dia lalu berkata dengan sok manis, "Kak, Ayah dan Ibu bilang kamu hamil. Aku disuruh datang menjengukmu." Raut wajah Carla berubah jadi dingin. "Aku nggak mau melihatmu. Pergi dan bawa barang-barang ini sekalian!" Sissy bersikap tidak biasa, dia hanya mengangguk dan berkata dengan sedih, "Kak, maafkan aku. Jangan marah, aku pergi sekarang." Detik berikutnya, Bimo datang melangkah dengan kaki panjangnya. "Sissy, jangan takut, ada aku di sini." Dia lalu beralih menatap dingin Carla. Sambil mengerutkan kening dia berkata, "Sissy sudah baik hati datang menjengukmu, kenapa kamu malah marah padanya?" Dada Carla terasa sesak, bernapas terasa sulit baginya. "Oke, kalau begitu aku saja yang pergi." Bimo makin mengerutkan kening. Baru kali ini Carla berani membantahnya. Dia jadi makin marah saat memikirkannya, dan akhirnya berkata dengan sinis, "Kamu tadi nggak apa-apa, kenapa sekarang malah jadi menggila begini?" Carla sudah tidak tahan lagi dan hendak membongkar semuanya, tapi Sissy segera berkata dengan penuh arti, "Kak Bimo, ibu hamil memang sensitif. Kamu harus lebih sabar. Apalagi, Kakak kan sedang mengandung darah dagingmu." Darah Carla terasa mendidih karena marah. Dia rasa Sissy juga tahu kalau anak yang ada dalam perutnya ini anak Rasyid. Dua orang di depannya ini sudah bekerja sama untuk mempermainkannya seperti orang bodoh! Tiba-tiba, Carla jadi berubah pikiran. Kalau dia membongkar semuanya sekarang, Bimo pasti akan memutarbalikkan fakta. Melihat Carla diam cukup lama, nada bicara Bimo pun jadi melunak, "Aku tahu kamu sudah berusaha keras demi bisa hamil. Tapi kamu juga nggak bisa bersikap semaunya cuma karena sedang hamil. Sissy kan adikmu, kamu harus baik padanya." Usai melontarkan kalimat barusan, Bimo menggandeng tangan Sissy dan pergi. Sedetik sebelum pintu tertutup, Sissy melemparkan senyum menantang pada Carla. Carla sontak marah, tapi dia malah tertawa. Dia membayangkan apakah Bimo masih akan sebaik itu pada Sissy, saat tahu kalau wanita itu bukanlah orang yang sudah menyelamatkannya. Usai menenangkan diri, Carla segera mengurus surat cerai. Dia dan Bimo tidak punya harta bersama. Tapi pria itu sudah lima tahun menipunya, bahkan membuatnya mengandung anak Rasyid. Dua alasan itu sudah cukup untuknya bisa mendapatkan setengah dari harta Bimo. Beberapa saat kemudian, pelayan datang untuk mengingatkan kalau sudah waktunya makan malam. Saat turun ke lantai bawah, Carla melihat meja makan sudah dipenuhi dengan berbagai makanan kesukaan Sissy. Dia pun langsung balik badan. "Kak!" Sissy menahan tangannya. "Kak Bimo sudah khusus meminta pelayan menyiapkan banyak makanan enak. Meskipun nggak selera, Kakak tetap harus makan sedikit. Jangan sampai menyia-nyiakan kebaikan Kak Bimo." Carla menghempaskan tangannya dan mendengus, "Sissy, kamu cuma mau pamer kalau semua makanan di meja itu makanan kesukaanmu." Sorot mata Sissy memancarkan kepuasan, dia balas berkata, "Kak, bukan itu maksudku ... " Carla mendengus dan berkata, "Lalu apa maksudmu?" "Cukup!" Bimo sudah kesal. "Sissy jarang-jarang bertamu ke sini. Terserah kalau kamu nggak mau menyambutnya baik, tapi kamu malah bersikap jahat begini." Kalimat barusan seperti jarum yang menusuk jantung Carla. Dia menarik napas dalam dan hendak membalas ucapan tersebut. Tapi Sissy lebih dulu mendudukkannya di kursi. "Kalian jangan bertengkar, ayo makan saja." Setelah itu, Sissy mengambilkan semangkuk sup untuk Carla, seolah dia yang nyonya rumah di sini. Carla paling benci melihatnya pura-pura begini. Dia langsung berdiri, tapi mangkuk sup itu jadi tumpah mengenai lengannya. Rasa panas terbakar langsung menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat napas Carla tercekat saking sakitnya. Sissy berteriak, "Aduh!" Seolah dia juga terkena tumpahan sup panas. Bimo langsung menghampirinya dan mendorong Carla. "Sissy, mana yang panas?" Carla yang oleng pun jadi menabrak meja, membuat punggungnya sakit sampai kebas. Tapi Bimo tidak menyadarinya. Hanya ada Sissy di mata pria itu. Terlihat jelas mana yang pria itu cintai dan mana yang tidak. Sissy menggelengkan kepala dan berkata, "Aku baik-baik saja, Kak Bimo. Tapi aku nggak sengaja menumpahkan sup panas ke Kak Carla ... "

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.