Bab 82
Akhirnya Sharleen merasa lega. "Kemarin sore aku menghabiskan waktu lama untuk memilihnya."
"Terima kasih."
Aditya sudah tahu ketulusan dan niat Sharleen, jadi tidak perlu petunjuk lagi. Menerima payung wanita itu berarti dia bersedia memenuhi janji, selama Sharleen berjanji untuk tetap mandiri dan tenang. "Sudah pesan?"
"Belum, aku nggak tahu kamu suka makan apa."
"Pesanlah, aku nggak begitu akrab dengan restoran ini." Aditya melihat sekeliling. Restoran ini bergaya barat. Dekorasinya memancarkan keindahan romantis yang samar dan sebagian besar orang yang datang adalah pasangan.
Ini memang tempat yang bagus bagi para anak muda untuk berpacaran.
Ini adalah pertama kalinya Sharleen datang ke sini, jadi dia hanya memesan makanan dengan ulasan bagus di internet.
Saat Sharleen memesan, Aditya mengamati wajahnya dengan serius.
Walaupun wajah Sharleen belum pulih seperti semula, bengkaknya jelas sudah berkurang drastis yang menunjukkan obatnya telah diminum dengan rutin.
Setelah memesan, Sha

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link