Bab 220
Michael tidak memberiku kesempatan untuk menolak. Aku tahu apa artinya.
Aku memegang ponselku sambil memandang ke arah Mario. Beberapa saat kemudian, aku berjalan menghampirinya. Sebelum aku sempat bicara, Mario berkata, "Aku mau pergi besok lusa."
Pergi?
Aku tertegun sejenak. "Pergi ke mana?"
Mario menjawab sambil terus berjalan, "Pulang."
Pulang ke Kabupaten Mentari, ya?
Namun, sebelumnya dia bilang akan menetap di sini. Dia bahkan sudah menyewa apartemen.
Ketika memikirkan apartemen, aku teringat tentang rencana pembongkaran serta permintaan dari Tante Pemilik Apartemen. Aku belum sempat mengatakannya pada Mario.
Aku ingin bertanya mengapa dia ingin pergi, tetapi kesan berjarak yang terasa dari dirinya membuatku ragu. Akhirnya aku hanya berkata, "Aku akan datang besok malam."
Mario menatapku. Ekspresinya seolah-olah mengatakan bahwa aku mungkin punya waktu, tetapi dia tidak.
Aku mengira dia akan menolak, tetapi setelah beberapa detik menatapku, dia menyahut, "Oke."
Aku tahu dia mena

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil