Bab 40
"Kalau kamu nggak mau masuk, kamu bisa tunggu di luar."
Saat tiba di depan pintu, Arvin berkata pada Nadine.
"Kenapa?" Nadine menatap Arvin dan tanpa sadar bertanya, "Kakek bilang kamu mau melindungiku, benarkah?"
Arvin menekan bibir, tidak menjawab.
Nadine menatap pintu paviliun, lalu mentertawakan dirinya sendiri, "Ibumu memang nggak pernah mengakuiku. Memang seharusnya aku nggak datang menemuinya sebagai menantu."
Arvin mengerutkan kening, "Nadine, kamu adalah istriku yang sah. Kamu nggak butuh pengakuannya. Nggak perlu permasalahkan ini dengannya."
"Ayo masuk."
Nadine mengangkat sedikit gaunnya dan melangkah masuk.
Kalau tidak masuk, Gisel pasti akan menyuruh orang mengundangnya masuk.
Di dalam ruangan.
Gisel mengenakan gaun panjang sutra putih. Di sisi kirinya terpajang sebuah foto hitam putih, dia sedang menatap foto itu dalam diam. Wajahnya cantik dan anggun, benar-benar wanita dari keluarga terpandang. Duduk diam saja sudah seperti lukisan, hanya saja tanpa sedikit pun kehangat

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil