Bab 154
Begitu pelelang selesai bicara, aku langsung mengangkat tangan. "70 juta."
Tidak ada yang menawar lagi, karena pelukis lukisan ini memang tidak terkenal dan tidak memiliki nilai koleksi.
"80 juta!"
Tiba-tiba ada yang menawar lagi.
Aku menoleh dan ternyata memang Yolanda.
Dia berpura-pura meminta maaf padaku, "Aduh, maaf, ya, Bu Vanesa, aku juga tertarik dengan lukisan ini."
Aku balas menatapnya. "100 juta."
Yolanda menimpali lagi, "110 juta."
Alisku semakin mengerut.
Kakakku, Jeff, menatap Yolanda dengan marah, "Orang itu siapa? Kenapa ikut-ikutan menawar denganmu? Apa dia gila?"
Aku ragu sejenak lalu berkata, "140 juta."
Suara lain menyahut, "200 juta!"
Aku menoleh dan mengerutkan kening lebih dalam.
Nyonya Tammy juga ikut campur. Dia melirikku dengan senyum penuh kemenangan, lalu menatap Rafael di sebelahku dengan pandangan penuh hasrat.
Amarah dalam hatiku langsung meluap.
Tanpa ragu, aku berteriak, "300 juta!"
"500 juta!"
"600 juta!"
"900 juta!"
" ... "
Lukisan dari pelukis yang ti

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil