Bab 216 Meski Anak Ini Tidak Akan Dipertahankan
Janna baru saja hendak mengatakan sesuatu lagi, ketika tiba-tiba ponsel Kirana berbunyi.
Mereka semua mengira itu Yansen, bahkan Kirana sudah bersiap untuk menolak panggilan itu, tapi saat melihat nomor di layar, ternyata bukan.
Sempat terhenti sejenak, dia pun menekan tombol jawab.
Dari seberang terdengar suara asing, namun Kirana tak mungkin melupakannya.
[Ibumu sudah meninggal?]
Itu suara Simon, ayahnya.
"Bagaimana kamu tahu?" Kirana refleks bertanya, lalu baru tersadar pasti Wanda yang memberitahunya. "Sekarang kamu puas, 'kan?"
[Apa-apaan ucapan itu! Bagaimanapun juga, kami pernah jadi suami istri. Di mana kamu sekarang, biar aku datang melihat ibumu.]
"Nggak perlu!" Suara Kirana begitu tajam, diterpa angin yang menderu di area pemakaman yang lengang, terdengar makin memilukan. "Aku peringatkan kamu, jangan sekali-kali mengganggunya lagi, kalau nggak ... "
Simon terkekeh sinis. [Kalau nggak apa? Memangnya kamu punya apa sekarang sampai berani bentak-bentak aku? Bukannya dulu kamu

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil