Bab 52 Jika Tanpa Wajah Ini
Pemuda?
Melihat wajah Kirana tampak terkejut, ibu pemilik restoran mengangkat alis. "Rupanya kamu nggak tahu! Aku kira dia memang sengaja meminta begitu demi kamu."
Bagaimanapun juga, saat itu, setelah kelas malam berakhir, Kirana tidak buru-buru pulang. Dia mampir untuk makan mi panas, dan sering kali hanya dia seorang diri.
"Seharusnya bukan karena aku."
Dia sama sekali tidak merasa, ketika SMP ada orang yang akan memperlakukannya seperti itu.
Setelah berbincang sebentar dengan ibu itu mengenai perubahan di sekolah, Kirana pun tidak ingin mengganggu waktu istirahat mereka, jadi dia membungkus mi panas itu untuk dibawa pulang.
Keluar dari toko, dia melihat Yansen sedang menunggunya di seberang jalan.
Pria itu tidak ikut masuk ke dalam. Dia hanya berdiri di sana sambil merokok sebatang.
"Kamu dulu nggak pernah datang ke restoran itu, 'kan?"
Seorang putra keluarga kaya raya seharusnya tidak sudi makan makanan yang hanya dimakan orang biasa.
"Pernah." Yansen mematikan rokok, lalu dengan

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil