Bab 45 Terbakar Emosi
Suvian membawaku ke sebuah restoran vegetarian, aku agak heran melihatnya.
"Kenapa ke sini?"
"Kulihat kamu sepertinya nggak begitu punya selera makan, mungkin nggak bisa makan yang berminyak."
Dia membantuku menarik kursi, lalu menuangkan secangkir air.
Setelah minum seteguk air hangat, aku memang merasa sedikit lebih baik, hanya saja tetap tidak begitu lapar.
Akhirnya aku hanya memesan bubur, menyeruputnya sedikit demi sedikit.
Suvian tampaknya sama sekali tidak terburu-buru, hanya tersenyum sambil melihatku makan bubur.
Tiba-tiba, dia mengambil tisu, membantuku mengelap mulut. Aku refleks menghindar, dan dia segera menarik kembali tangannya.
"Minum sampai berlepotan, kelihatannya kamu lumayan lapar."
Aku dengan canggung menerima tisu itu, tiba-tiba merasa punggungku sedikit dingin.
"Wah, Kak Joselin, ternyata kamu nggak masuk kantor karena janji kencan sama Senior, ya?"
Suara menjijikkan Cesilia terdengar, aku memutar bola mata, sementara Suvian di depanku malah tertawa.
Cesilia tamp

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil