Bab 27
Sania sedikit menunduk, bulu matanya yang panjang bergetar. "Bagaimanapun juga ... kami masih suami istri. Melihatnya begitu, mana mungkin aku diamkan saja."
"Oh begitu." Nada suara Nana penuh makna.
"Tentu saja!" Sania mendelik kesal. "Sudahlah, ayo berangkat! Kalau nggak cepat, nanti mi favorit kita habis."
Selesai bicara, dia langsung menarik Nana dan berjalan cepat ke depan.
Setelah kedua orang itu selesai makan mi, mereka melanjutkan jalan-jalan, sambil makan camilan di sepanjang jalan.
Nana tiba-tiba teringat sesuatu. "Nggak tahu apa tukang permen buah itu masih ada atau nggak! Mari kita pergi lihat. Dulu tiap kali aku datang ke kampusmu, kamu selalu belikan untukku."
"Ayo, kita pergi lihat." Sania tersenyum. Keduanya pun berjalan menuju lokasi gerobak permen buah itu.
"Sudah beberapa tahun berlalu, nggak tahu masih di tempat lama atau nggak."
Mereka mengobrol dan tertawa masuk ke gang kecil. Namun, baru saja melangkah masuk, terdengar suara seorang pria yang terdengar cukup kasa

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil