Bab 80
"Keluar dari sekolah, keluar dari sekolah, keluar dari sekolah."
"Sekarang, aku sudah mengatakannya tiga kali. Paham?"
Dengan sedikit ejekan di sudut mulutnya, Devan tertawa terbahak-bahak.
Jika tidak paham, ya diulang lagi!
Sampai paham!
Sikap Devan saat ini makin tegas. Dia sama sekali tidak akan terpengaruh karena siapa pun.
"Apa kamu gila? Apa untungnya buatmu?"
Desi berteriak keras. Raut wajahnya tampak tidak percaya.
"Ya, apa kamu sudah memikirkan konsekuensinya?"
Karin juga tidak dapat mengerti dan bertanya dengan nada keras.
"Hmph! Aku sudah tahu dia itu orang yang egois. Nggak mau mendapatkan apa pun dan juga nggak ingin orang lain mendapatkannya!"
Liana memandang Devan dengan tatapan penuh kebencian juga tajam.
"Kak Devan, mungkin ini salah paham. Jadi, kalian jangan salahkan dia!"
Meskipun Marco mengatakan ini, dia menatap Devan dengan kebencian yang tak tertandingi, seolah-olah ingin membunuhnya.
Nyatanya, semua ini seharusnya miliknya!
Kapan seorang Marco tidak mendapatkan

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil