Bab 1
Aula perjamuan itu dipenuhi para tokoh terkenal.
Semua orang tengah memberi selamat kepada Felix Kusuma yang baru saja terjun ke dunia hiburan, tetapi sudah dipilih langsung oleh sutradara terkenal sebagai pemeran utama pria.
Sementara itu, Fabian Kusuma yang seharusnya menjadi pemeran utama, kini sedang berdiri dengan muram di sudut balkon. Dia akhirnya mengambil keputusan.
[Sistem, aku ingin kembali ke dunia asalku.]
Sistem tampak sangat terkejut.
[Hah? Nilai cinta targetmu, Mirna Jiwanto, terhadapmu sudah mencapai 99 poin. Hanya tinggal satu poin lagi untuk mencapai nilai penuh, kamu bisa menyelesaikan misi dan mewujudkan keinginan terbesar dalam hidupmu. Nggak ingin berusaha sedikit lagi?]
Fabian menggeleng pahit. [Nggak perlu, aku cuma mau pulang.]
Demi meyakinkan sutradara agar mengganti pemeran utama dengan Felix, Mirna bahkan rela menambah investasi sepuluh kali lipat.
Kini, wanita itu pun tidak pernah beranjak, selalu menemani Felix dengan tatapan penuh cinta.
Jadi, memang ada beberapa hal yang tidak bisa diraih hanya dengan berusaha.
Satu poin itu, sekeras apa pun dia berusaha, tetap tidak akan bisa diperoleh.
Sistem menghela napas. [Sayang sekali, padahal tinggal satu poin lagi dan kamu bisa mengubah takdirmu ... permintaan sudah diajukan, kamu bisa keluar dari dunia ini sebulan lagi. Tapi, tolong pertimbangkan lagi, kamu bisa mengubah keputusan kapan saja.]
[Baik, terima kasih.]
Angin malam yang lembut membelai wajahnya, pikiran Fabian pun melayang ke masa lalu.
Fabian bukanlah berasal dari dunia ini.
Dia dibawa oleh Sistem. Menurut Sistem, jika dia bisa membuat satu orang di dunia ini memiliki tingkat kesukaan seratus poin padanya, dia bisa kembali ke dunia asalnya dengan membawa satu keinginan.
Fabian memiliki satu keinginan penting yang harus diwujudkan. Jadi, dia dengan sungguh-sungguh menjalankan misi itu.
Awalnya, dia mencoba menaklukkan orang tuanya di dunia ini.
Sayangnya, tidak semua orang tua mencintai anaknya. Mereka bukan hanya tidak mencintainya, tetapi juga sangat kejam padanya.
Demi membuat Fabian bergantung pada sponsor kaya dan masuk dunia hiburan untuk menghasilkan uang, mereka bahkan mengenalkannya pada seorang pengusaha pria kaya yang memiliki penyimpangan seksual.
Pengusaha itu membawa anak buahnya mengepungnya, dan saat dia benar-benar putus asa, sebuah tangan halus dan putih menariknya ke belakang.
Begitu menoleh, dia melihat seorang wanita tinggi mengenakan setelan putih berdiri dengan dingin di depannya.
Baru kemudian dia tahu, wanita itu bernama Mirna Jiwanto, presdir perusahaan hiburan paling terkenal di Kota Halimun.
Dengan suara dingin, wanita itu memerintahkan asistennya untuk mengurus investor itu, lalu menarik Fabian pergi dari tempat itu.
Mirna mengantarnya pulang dengan aman, dan sebelum pergi, dia menyerahkan sebuah kartu nama. "Aku juga punya perusahaan hiburan. Pak Fabian bisa mempertimbangkannya."
Tatapannya dingin, tetapi senyuman di sudut bibir membuatnya tampak lembut dan anggun.
Saat ujung jari mereka bersentuhan tanpa sengaja, jantung Fabian seperti berhenti berdetak sejenak.
Setelah menandatangani kontrak, baru dia tahu bahwa di seluruh Perusahaan Hiburan Jiwanto hanya ada satu artis, yaitu dirinya.
Mirna mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk membimbing Fabian, dan mencarikan guru terbaik untuk melatihnya.
Fabian pernah bertanya padanya, kenapa wanita itu begitu baik padanya.
Mirna hanya mengangkat tangan dan membelai wajahnya dengan lembut. "Ada orang yang cukup sekali lihat, nggak ingin kulepaskan seumur hidup."
Setelah film pertamanya ditayangkan, Mirna melamarnya.
"Kamu masih dalam masa naik daun, jadi kita rahasiakan saja."
Meski pernikahan mereka diam-diam, kesungguhannya sangat besar.
Di ruangan dipenuhi mawar mahal yang dikirim dari luar negeri, Mirna yang mengenakan gaun pengantin putih, menyematkan cincin senilai 400 miliar di jari Fabian dan melamarnya.
Kembang api memenuhi langit semalaman, hanya untuk dirinya.
Di depan jendela yang besar, dua insan itu berciuman di bawah kembang api, menghabiskan malam yang penuh gairah.
Mirna yang biasanya dingin, mencium Fabian dengan penuh semangat, terus-menerus memanggilnya "Suamiku".
Begitu dalam, begitu penuh kasih.
Menatap mata Mirna yang penuh cinta, merasakan detak jantungnya yang berdebar, Fabian yakin mereka saling mencintai.
Dan dia pun memutuskan akan menjadikan Mirna target utamanya.
Tak butuh waktu lama, tingkat kesukaan Mirna padanya mencapai 99 poin.
Namun, tambahan satu poin terakhir itu tidak kunjung terjadi.
Fabian merasa bahwa Mirna sudah berjalan 99 langkah, maka wajar saja kalau dia yang menempuh langkah terakhir ini.
Dia mencurahkan seluruh ketulusannya, memperlakukan Mirna lebih baik dari sebelumnya. Dia bahkan mulai ragu apakah dia benar-benar ingin pergi setelah berhasil?
Namun, lima tahun telah berlalu, dan tingkat kesukaan Mirna tidak pernah berubah.
Fabian benar-benar tidak mengerti. Sampai suatu hari, saat jadwalnya dibatalkan, dia pulang lebih awal.
Baru sampai di pintu masuk, dia sudah mendengar suara Pak Harlan dan Bu Hilda terdengar bersahutan.
"Fabian cuma pengganti. Dulu kami cuma berpura-pura menyelamatkannya agar kamu terhibur, tapi kamu malah menikah sama dia. Sekarang Felix sudah kembali, lalu bagaimana ini?"
"Meski mereka berdua anak kami, Felix adalah kebanggaan kami. Jangan sampai dia disakiti, yang lain nggak penting."
Fabian tertegun di tempat.
Saat dia datang ke dunia ini, tubuh ini pernah mengalami trauma dan kehilangan sebagian ingatan. Yang dia ingat hanya seorang kakak kandung bernama Felix yang tinggal di luar negeri.
Ternyata, Pak Harlan dan Bu Hilda memang bisa mencintai anak mereka. Hanya saja, seluruh cinta mereka untuk Felix.
Di dalam rumah, Mirna terdiam sejenak, lalu berkata, "Dulu Felix pergi tanpa pamit, membuatku trauma akan kehilangan. Jadi, meski cuma pengganti, aku ingin tetap memberinya status."
"Mirna, aku terlalu sombong, sampai ingin pergi menjelajahi dunia. Tapi, aku lelah sekarang, aku ingin berhenti."
Mendengar suara pria yang jernih itu, Fabian tanpa sadar mengambil beberapa langkah ke depan.
Lalu, dia melihat wajah Mirna yang biasanya dingin kini penuh kasih dan kepedulian.
"Kak Felix, kalau kamu lelah, pulanglah. Dulu kamu bilang ingin masuk dunia hiburan, jadi aku dirikan perusahaan hiburan untukmu. Sekarang, ayo lanjutkan lagi dan wujudkan impianmu."
Felix berkata dengan sedih, "Sudahlah, meski kamu buat perusahaan untukku, toh sekarang sudah ada artis lain."
Mirna buru-buru menjelaskan, "Kamu tahu sendiri, Fabian mirip denganmu. Aku Cuma menjadikannya pengganti, dia nggak bisa dibandingkan sama kamu."
"Tapi, kalian sudah menikah."
"Kamu tahu isi hatiku, 'kan? Suami bisa diganti, tapi di dunia ini hanya ada satu Kak Felix."
Fabian berdiri diam di ambang pintu, melihat Mirna memeluk Felix.
Melihat mereka saling menatap penuh cinta, membicarakan kerinduan dan kebahagiaan karena bersatu kembali.
Dia tiba-tiba sadar, bahwa panggilan "Fay" yang terdengar lembut di malam hari itu sebenarnya adalah "Fay" yang lain.
Mirna mencium dan memeluk Fabian seolah-olah ingin menyatu dalam darah dan tulang, tetapi semua itu hanya untuk mencintai pria lain lewat diri Fabian.
Bahkan pertemuan pertama mereka, yang dia anggap sebagai penyelamatan, ternyata cuma sebuah rencana.
Pantas saja satu poin itu tidak pernah bisa dia dapatkan.
Fabian tiba-tiba merasa dirinya sangat konyol.
Seorang pengganti, bermimpi ingin mendapatkan cinta seutuhnya.