Saya Akan Bertanggung Jawab
Gisel tengah bersantai di ruang tengah sambil menonton acara TV. Tentunya dia tak sendiri. Ada sosok sang suami yang menemani. Anton kini tengah berbaring di paha sang istri. Gisel terus mengusap rambut suaminya itu perlahan.
Hingga terdengar suara pintu dibuka.
“Aku pulang,” ujar Tanza pelan. Wajah remaja tampan itu terlihat begitu lelah sekali.
“Eh, kamu sudah pulang Sayang?” kata Gisel antusias. Ia pun langsung beranjak dengan tiba-tiba.
Gisel memeluk sosok itu erat. Tanza sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri.
“Iya Bun.” Membalas pelukan Gisel sama eratnya.
Cukup lama keduanya berpelukan. Akhirnya pelukan tersebut terlepas juga. Dari jarak yang tidak terlalu jauh. Anton tersenyum kecil.
Hanya saja, ia juga sedikit khawatir. Diliriknya jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Waktu yang begitu larut untuk ukuran pulang anak sekolah.
“Ya sudah Bun. Tanza pamit dulu ya,” pamitnya sambil tersenyum lembut.
Gisel mengangguk kecil. “Iya. Setelah itu jangan lupa makan ya,”

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil