Asalkan Dia Bahagia
“Pasti elo kan yang kasih tau Ken. Kemarin dia nyamperin gue ke galeri, tau,” gerutu Val pada Nadin yang tersenyum-senyum di hadapannya. Sama sekali tidak merasa bersalah dengan tuduhan Valerie.
“Habisnya aku nggak bisa nolak permintaan dia, Val. Mas Ken itu terlalu mempesona, sampai-sampai gue nggak bisa bilang enggak waktu dia minta tolong sama gue. Sorry …,” katanya sambil nyengir.
Val mengerling, pura-pura kesal.
“Perhatian banget sih dia, sampai bela-belain jemput elo segala,” puji Nadin.
“Perhatian karna ada maunya,” sambar Valerie.
Seketika Nadin memajukan wajahnya, “Dia mau apa?” tanyanya sambil menaik-naikkan alis, membuat Val terkekeh dan mendorong kening Nadin dengan jari telunjuknya.
“Mikir apa sih lo? Mikir jorok ya?” tuduh Val.
Nadin mencebik, lalu menopang dagunya, menunggu Val melanjutkan ucapannya.
“Dia mau gue ikut di dalam proyek interior apartemen barunya.”
“Ha? Maksudnya?”
“Ken mau beli beberapa lukisan gue buat di taruh di apartemen.”
“Seriously?”
Val mengangguk.

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil