Bab 208
Akhirnya, Ben keluar dengan wajah muram dan penuh emosi.
Dia tidak peduli pada Clara, tidak peduli juga padaku dan Davin.
Dengan emosi, Ben berjalan melewati kami, masuk ke mobil, dan membanting pintu mobil dengan keras.
Clara mengejarnya dan bertanya, "Kenapa kamu kelihatan kesal sekali?"
Davin menyelipkan satu tangan ke saku, sementara tangan yang lain memegang kerah baju belakangku seraya menarikku ke dalam pelukannya, takut kalau Ben mendadak bertindak gegabah dan melindas jari-jari kakiku dengan mobil.
"Seperti kuda yang kehilangan arah!" Clara berdiri di tempat sambil marah-marah sekaligus menatap Titan dengan khawatir. "Kematian Eno, bukan karena Ben, dia ..."
"Tapi, pukulan kak Ben ini penyebab kematiannya. Jika harus diusut, Kak Ben ... kali ini, mungkin nggak bisa diselamatkan," kata Titan dengan cemas.
Clara tertegun sejenak, lalu berbicara dengan gugup, "Apakah ... apakah ini serius? Jelas sekali kalau Eno sengaja memprovokasi Ben, jelas sekali ..."
"Ini salah satu rencana

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil