Bab 215
Aku menatap Clara dengan kesal. "Masalah terus-menerus berdatangan. Apa Yuna sudah tewas? Kalau sudah, aku ingin menyalakan kembang api."
Clara berdiri di lantai atas seraya menghela napas. "Selain berakting, memang dia bisa apa lagi? Dia benar-benar licik, ingin membuat Arya selalu berutang padanya."
Ternyata, Clara sekalipun mampu melihat kebusukan Yuna.
Ben dan Clara turun, lalu kami pergi bersama ke rumah sakit.
Ben tampak sangat kusut dengan jenggot yang tak terawat.
"Aku rasa, kamu lebih mirip gelandangan daripada Davin," bisik Clara. "Tapi, kamu nggak setampan Davin."
Ben melirik Clara sembari bertanya, "Sopankah begitu?"
Clara tersenyum sembari naik ke mobil Ben.
Arya sudah siuman. Kesaksiannya sangat membantu dalam perkembangan kasus ini. Kenapa dia bisa tertikam hari itu? Apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah Eno adalah pembunuhnya?
Kesaksiannya benar-benar penting.
Kami menaiki tangga terburu-buru. Saat ingin memasuki kamar inap, ada orang yang menghalangi.
Titan, yang sedan

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil