Bab 169
Dreya balas menatap dengan tajam. "Kalau kamu nggak melepaskanku, akan kupanggil dia!"
Javi menatap Dreya dengan sorot yang sarat akan kebencian.
Setelah ragu selama dua detik, dia akhirnya melepaskan Dreya.
Ponsel di sakunya pun tiba-tiba berbunyi.
Javi menatap Dreya sejenak, lalu mengeluarkan ponselnya sambil melangkah dengan percaya diri menuju pintu.
Saat pintu itu terbuka, tampaklah wajah Rafael dengan ekspresi yang sangat serius.
Javi mengangguk kecil, lalu segera mengangkat telepon dan bergegas menuruni tangga. "Tenang saja, aku segera ke sana."
Rafael menatap punggung Javi yang berjalan pergi dengan sorot tajam.
Tadi dia hanya pergi ke ruang kerja sebentar. Saat keluar dan berjalan melewati pintu kamar Javi dengan Dreya, dia mendengar suara dari dalam. Itu sebabnya tadi Rafael mengusik mereka.
Rafael segera masuk, lalu mengunci pintu dengan rapat.
Dreya masih berdiri di luar balkon. Saat melihat sosok pria yang masuk, bulu matanya refleks gemetar.
Suara Dreya pun terdengar jauh

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil