Bab 89
Saat Dreya tiba di rumah, malam sudah sangat larut.
Dia mengeluarkan ponsel dan melirik layar. Pukul sembilan malam.
Pandangan matanya tanpa sengaja tertuju pada kartu SIM kedua, yang masih dalam mode pesawat.
Sejak hari itu, saat dia mematikan ponsel di depan Kevin, dia belum pernah menyalakannya lagi. Fokusnya belakangan ini sepenuhnya tertuju pada bidang medis, dan dia hampir tidak menyentuh urusan batu giok.
Dia pun bertanya-tanya, apakah dalam beberapa hari ini Rafael sempat meneleponnya lagi.
Sambil merenung, dia berjalan menuju pintu.
Jari-jarinya nyaris menyentuh ikon untuk menonaktifkan mode pesawat, ketika suara berat dan akrab terdengar dari arah pintu. "Jalan sambil melamun, hati-hati jatuh."
Begitu suara itu terdengar, Dreya langsung menengadah secara refleks.
Karena gugup, dia tanpa sengaja menyalakan kartu SIM kedua, tetapi buru-buru mematikan layar ponsel.
Pria itu mengenakan setelan jas, bersandar santai di pilar batu depan rumah di Kompleks Azalea. Sebatang rokok ters

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil