Bab 224
Pasukan yang tangguh berhenti di depan pintu hotel.
Setiap tentara bersenjata lengkap dan penuh semangat.
Adrian berdiri di depan pasukan dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Dia menatap Arman yang berada di puncak tangga sambil tersenyum sinis.
"Bocah, kita ketemu lagi, ya?"
Adrian tampak menakutkan saat melihat Arman sambil tersenyum lebar dan memperlihatkan dua baris gigi putihnya.
"Iya nih. Jenderal Adrian."
Arman juga tersenyum dan menatapnya dengan dingin.
"Sekarang baru panggil aku jenderal? Bukankah sudah terlambat?"
Adrian tersenyum penuh arti.
Menurutnya, Arman sedang ketakutan.
Bagaimana mungkin seorang pemuda pecundang bisa bersaing dengannya?
"Hehe Pak Adrian, apakah kamu selalu begitu narisistik?"
Arman tertawa sinis.
"Kamu!"
Adrian menatapnya dengan marah, tetapi segera tenang kembali dan menyipitkan matanya pada Arman. "Bocah, aku kagum dengan nyalimu. Semoga kamu bisa pertahankan dan jangan malah berlutut sambil memohon padaku."
"Pak Adrian, kok bawel banget?"

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil